Sukses Usaha Cireng Mercon di Sumedang

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Cireng merupakan jajanan yang tetap eksis dari tahun ke tahun. Banyak pengusaha yang meraup untung berbisnis si kenyal dari tepung tapioka ini.

Opi Hopipah, warga Sulambitan Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang, telah membuktikan keuntungan berbisnis cireng. Usaha yang dirintis selama 8 bulan bersama keponakannya itu membawa berkah baginya.

Sebelum sukses merintis usahanya seperti sekarang ini, Opi mengaku pernah gagal dalam berbisnis cireng.

“Dulu pernah mencoba usaha dengan modal sendiri tapi agak macet. Kurang laris juga karena kurang pemasaran dan promosi.” ujarnya kepada ruber, Sabtu (12/1/2019).

Dengan latar belakang pernah gagal merintis usaha, hal itu tidak membuatnya menyerah begitu saja.

Baca juga:  Berlakukan PSBB Penuh, Bupati Sumedang: Agar Warga Disiplin!

“Saya merintis usaha bersama keponakan karena modal awal dari keponakan. Sekarang saya sibuk sekolah lagi dan anak saya masuk Paud.” katanya.

Selain berbisnis cirengnya, Opi juga berbisnis stik mozzarela namun cireng mercon lebih laris.

“Jualannya di sekitar rumah, biasanya harga jadi acuan, pelanggan pengen yang murah saja,” tambahnya.

Opi mengatakan, selain tetangganya yang menjadi langganan, warga Sumedang Kota, warga Lembang, dan warga Padalarang menjadi pelanggan miliknya.

“Dulu waktu usaha cireng banyak pelanggannya juga, jadi sayang kalo ditolak waktu ada yang pesan.” katanya.

Oleh sebab itu, untuk mempertahankan dan menambah pelanggannya, Opi memodifikasi cirengnya menjadi cireng mercon seperti sekarang ini.

“Biasanya isinya oncom tapi sekarang diganti jadi suir ayam yang ditumis pakai bawang daun.”

Baca juga:  Ojol Lokal, Bisnis Transportasi yang Kian Kinclong di Sumedang

Selain memodifikasi isiannya, Opi pun memodifikasi bagian luar agar berbeda dari pada umumnya.

“Luarnya ada yang polos ada yang pakai tepung roti,” katanya.

Opi mengatakan, sejauh ini bisnisnya telah menghasilkan 40 sampai 50 bungkus cireng mercon per harinya.

Berbeda dengan stik mozzarela yang hanya terjual 10 bungkus per harinya.

“Lumayan uangnya untuk jajan anak,” ujarnya.***