Sejarah Panjang Bus Medal Sekarwangi, Tetap Eksis di Tengah Badai Krisis

BAGIAN 2. SUMEDANG, ruber.id – Perusahaan Otobus (PO) Medal Sekarwangi di Sumedang terbilang sukses dalam menjalankan bisnis di bidang jasa transportasi. Meski bukan satu-sastunya, PO Medal Sekarwangi tergolong perusahaan yang tetap eksis di jalurnya.

PO Medal Sekarwangi Berkembang Pesat

Pimpinan Harian PO Medal Sekarwangi Hendi Kusmara menyebutkan, era kejayaan Medal Sekarwangi terjadi pada tahun 1970, hingga akhir 1989. Pada masa tersebut, Medal Sekarwangi banyak melakukan penambahan jumlah armada bus baru.

Seperti pada tahun 1980, guna memenuhi lonjakkan penumpang, Medal Sekarwangi menambah 23 unit armada bus baru ukuran sedang dan besar. Lalu pada tahun 1981, Medal Sekarwangi juga membeli 11 armada bus baru merek Mercedez Benz ukuran besar.

Tak hanya samapi di situ, kata Hendi, pada tahun 1982, sebagai upaya meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, Medal Sekarwangi juga menyiapkan 25 unit armada bus yang baru merek Mercedez Benz.

“Kesemua armada baru ini untuk melayani trayek Bandung-Jakarta,” kata Hendi di ruang kerjanya, Kamis, 31 Mei 2012.

Baca juga:  Sudah 4 Kali Rancamulya Regency Jadi Biang Longsor dan Banjir, Wabup Sumedang Berang

Hendi mengatakan, pada tahun 1984, Medal Sekarwangi juga terus melakukan penambahan armada bus. Di mana pada tahun 1984 tersebut, Medal Sekarwangi menambah 4 bus merek Hino, dan 3 unit bus merek Mercedez Benz.

Pada tahun itu pula, kata Hendi, PO Medal Sekarwangi menjadikan Jakarta sebagai kantor pusat. Alamat lengkapnya berada di Jalan Halim Perdanakusuma Nomor 1, Jakarta Timur.

Menurut anggaran dasarnya, kata Hendi, selain menjalankan perusahaan otobus angkutan umum, juga dapat menjalankan usaha lain di bidang perdagangan umum. “Termasuk ekspor dan impor,” ujar Hendi.

Tahun 1990-an, Usaha Mulai Lesu

Namun, kata Hendi, memasuki awal tahun 1990-an, Medal Sekarwangi mengalami penurunan seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia yang tak menentu. Khususnya, disebabkan faktor psikologis para penumpang bus, yang mulai menurun dan cenderung berubah.

Pada saat itu, kata Hendi, faktor psikologis para penumpang lebih dominan berpengaruh. Di mana, psikologis penumpang ini berubah seiring dengan makin bermunculannya jasa sarana transportasi lain.

Baca juga:  Hari Keempat PSBB Sumedang: Petugas Pos Check Point Jatinangor Minta Warga Luar Daerah Putar Balik

Atau bisa juga, kata Hendi, karena faktor ekonomi yang tidak menentu saat itu. Hal ini, membuat para penumpang yang juga para pelaku bisnis, yang tadinya sering melakukan perjalanann ke luar kota, jadwalnya jadi berkurang.

“Seperti dari Sumedang ke Jakarta, jadwal perjalanan bisnisnya menjadi menurun,” sebut Hendi.

Hendi menuturkan, puncak kemerosotan bus kebanggaan warga Sumedang ini terjadi pada tahun 1998. Di mana pada masa itu, gejolak krisis moneter menghantam perekonomian Indonesia dari berbagai sektor.

Imbas dari krisis moneter ini, juga ikut memengaruhi dan sempat menggoyahkan eksistensi Medal Sekarwangi. Saat itu, sejumlah trayek mulai dihapus. Selain trayek yang berkurang, gejolak krisis moneter 1998 juga berpengaruh besar terhadap biaya operasional perusahaan.

“Biaya operasional semakin tinggi. Jadi, antara pemasukan dan beban biaya yang harus ditanggung perusahaan tidak sebanding,” ucapnya.

H Atang Sobandi Tutup Usia

Selain badai krisis moneter tahun 1998, kata Hendi, peristiwa lain yang tak kalah penting juga terjadi pada tahun 1990-an. Di mana pada tahun 1996, kata Hendi, Medal Sekarwangi kehilangan perintis sekaligus pimpinan perusahaan H Atang Sobandi.

Baca juga:  Mudik Lebaran 2020 Jadi yang Terberat bagi Pemerintah dan Aparat Keamanan, Ini Alasannya

“H Atang Sobandi meninggal dunia. Tapi sebelum wafat, H Atang berpesan agar Medal Sekarwangi harus tetap eksis. Meskipun dalam kondisi terburuk dan terpuruk sekalipun,” kenangnya.

Hendi menambahkan, H Atang Sobandi, meninggalkan delapan orang anak. Yakni Dikdik Gunadi, H Kastur Mulyadi, Winwin Sriwiati, Hikmat Mulyana. Kemudian, H Atep Gunawan Sobandi, Dudi Dumadi, Ay Ay Nurhayati, Dede Surdeka Sobani.

“Kedelapan anak beliau ini yang menjadi penerus dan pemegang saham Medal Sekarwangi. Posisi Direktur Utama di bawah pimpinan H Atep Gunawan Sobandi. Dan Alhamdulillah, hingga generasi ke 2 saat ini, Medal Sekarwangi bisa terus eksis dan menjaga amanah (Alm) H Atang Sobandi,” ujarnya. (R003/Arsip ruber.id)

Baca BAGIAN 1 Sejarah Panjang Bus Medal Sekarwangi, klik di sini.