twads.gg

Sejarah Bug dalam Komputer

Sejarah Bug dalam Komputer
Foto ilustrasi from iStockPhoto

GADTECH, ruber.id – Bug atau yang dikenal sebagai eror dalam pengkodean program, merupakan masalah utama bagi pengembangan perangkat lunak di komputer.

Dilansir dari Tech Target, proses agar dapat memperbaikinya adalah dengan men-debug proses bug tersebut.

Proses men-debug dimulai, saat kode telah ditulis dan dikombinasikan dengan unit program lain.

Sehingga, dapat membentuk satu produk perangkat lunak. Yaitu, sistem operasi atau aplikasi.

Bug di komputer, biasanya ditemukan selama pengetesan beta sebuah produk perangkat lunak.

Ketika ditemukan, pengguna biasanya harus menghindari fitur yang memiliki bug atau menunggu patch dari pengembang perangkat lunak tersebut.

Bug, adalah satu dari banyak masalah program yang dapat terjadi.

Baca juga:  Daftar Hape yang Tidak Bisa Lagi Menggunakan WhatsApp

Satu program, dapat terproses tanpa adanya bug. Namun, tetap tidak berfungsi sesuai tujuannya.

Sebuah program yang didesain bagus, dapat menghasilkan sedikit bug dari ribuan baris kode.

Karena itu, sangatlah penting mengetes pengunaan program karena masalah ini justru paling sulit dicek.

Sejarah Bug

Kata bug itu sendiri, berasal dari masalah teknis yang ditemukan oleh pionir proses komputasi Grace Hopper.

Pada tahun 1944, Hopper adalah seorang anggota cadangan angkatan laut yang bekerja di Havard.

Saat membangun komputer Mark I, Hopper menemukan sebuah insiden antara dua hubungan arus listrik Mark II.

Insiden ini, lalu disebut sebagai moth (lalu bug) yang ditampilkan oleh angkatan laut selama beberapa tahun lamanya.

Baca juga:  Bank Jago, Membuka Era Perbankan Digital yang Revolusioner

Walau bug biasanya menganggu secara minim pada proses komputasi, dampaknya bisa saja serius.

Pada 2005 lalu, artikel Wired menyebutkan 10 bug perangkat lunak terburuk sepanjang masa.

Bug tersebut menyebabkan ledakan besar, melumpuhkan satelit luar angkasa hingga menyebabkan korban jiwa.

Contohnya saat 1982 lalu, sebuah sistem yang ditanam di jalur pipa gas Siberia oleh Pusat Agensi Intelijen (CiA) Amerika Serikat sempat menyebabkan ledakan nuklir terbesar sepanjang sejarah.

Pada tahun 1985 hingga 1987, bug yang bernama race condition menyebabkan alat radiotherapy eror dan memberikan dosis radiasi yang berlebihan.

Insiden ini, menewaskan lima orang dan melukai sejumlah orang lainnya.

Tahun 2005, sebuah bug berbahaya pada 160 ribu mobil Toyota Prius menyebabkan lampu sen menyala otomatis serta mesin mobil mati seketika tanpa ada alasan yang jelas.

Baca juga:  Terhubung dengan Aman, Ini 10 Tips Menjaga Privasi di WhatsApp

Mobil Tesla yang bisa dikendarai otomatis pun salah mengartikan sebuah traktor putih dengan langit yang cerah di jalan tol.

Hal ini, menyebabkan mobil Tesla menabrak dan menewaskan penumpangnya. ***