Ribuan Warga Sumedang Berpotensi Mengalami Gangguan Kejiwaan

Kejiwaan Warga Sumedang Berpotensi Terganggu
Sekda Sumedang Herman Suryatman menjelaskan ribuan warga Sumedang berpotensi terganggu kejiwaannya. Humas Pemkab Sumedang/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang mencatat sedikitnya 1600 warga Sumedang berpotensi mengalami gangguan kejiwaan.

Tingginya potensi gangguan kejiwaan ini menjadi perhatian serius Pemkab Sumedang dalam menanganinya.

Khususnya oleh Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM), dengan Ketua TPKJM Sekda Sumedang Herman Suryatman.

“Menurut data dari dinas kesehatan, ternyata potensi masyarakat yang terganggu jiwanya di Kabupaten Sumedang sekitar 1600 jiwa.”

“Saya minta dinas kesehatan dan dinas sosial melaksanakan konsolidasi.”

“Pertama identifikasi permasalahan terkait dengan kesehatan jiwa,” kata Sekda Herman saat Rakor TPKJM di Ruang Tampomas, IPP Sumedang, Senin (25/10/2021).

Herman menjelaskan, dari 1600 jiwa tersebut yang datang ke Puskesmas meminta layanan kesehatan jiwa ada 1500-an.

Baca juga:  Agar Jadi Contoh Bagi Warga, PNS Siap Ngantor Naik Angkot

“Berarti ada kurang lebih 100 orang yang belum ke Puskesmas. Apakah mereka tidak tahu atau harus kami jemput. Atau mungkin kesulitan aksesibilitas dan sebagainya,” jelasnya.

Herman meminta kepada dinas terkait agar semua yang terindikasi  berpotensi gangguan jiwa tersebut bisa terlayani di Puskesmas.

“Tentu faktanya ada yang ringan, sedang, dan berat. Untuk yang berat bisa langsung rujuk ke RSJ.”

“Sedangkan untuk yang ringan bisa treatment atau berobat jalan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas,” ujarnya.

Dengan cara tersebut, Herman berharap jumlah masyarakat yang teridentifikasi gangguan jiwa ke depannya tidak bertambah, bahkan semakin berkurang.

“Di era pandemi sekarang, masyarakat berhadapan pada masa-masa sulit, baik itu urusan kesehatan ataupun ekonomi.”

Baca juga:  Selama Pandemi Corona, BNNK Sumedang Tangani 5 Penyalahguna Narkotika

“Ini sangat potensial untuk orang memantik jiwanya. Makanya, salah satu treatment-nya harus ada rekreasi, mengimbangi beban hidup sehingga jiwanya bisa terjaga,” ucapnya.

Herman menambahkan, setiap perangkat daerah agar tidak bergantung kepada APBD dalam setiap programnya.

“Saya sudah tekankan agar jangan berbasis APBD, namun harus berbasis tujuan.”

“Pasti bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak sehingga tujuan bisa tercapai,” katanya.

Penulis/Editor: R003