Proses Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Proses Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Foto istimewa ruber.id

OPINION, ruber.id Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring selaras dengan arahan pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Maka, pihak sekolah dan masyarakat pun diminta untuk menjalankannya dengan mematuhi berbagai aturan yang telah diputuskan.

Proses Pembelajaran Daring

Dengan berbagai perencanaan dan persiapan yang dirancang sedemikian rupa, maka berlangsunglah proses pembelajaran daring.

Para guru berikut wali kelas, berusaha menghubungi orang tua siswa untuk mendata nomor telepon atau WhatsApp yang biasa digunakan.

Hal tersebut sebagai jembatan penghubung antara guru dengan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran melalui media sosial atau daring (dalam jaringan).

Para guru membuat kelompok belajar, orang tua siswa mulai menyiapkan pulsa data. Dan bagi orang tua yang belum memiliki ponsel android, diminta untuk berupaya agar anak-anaknya dapat mengikuti pembelajaran secara daring.

Dewasa ini kita dihadapkan pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta tuntutan kegiatan pembelajaran secara virtual.

Maka, para guru dituntut untuk cakap menguasai teknologi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Pemanfaatan akses teknologi informasi mesti digunakan untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Saat ini, internet sangat membantu para guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19.

Beberapa hal yang dahulu nampak sulit diwujudkan menjadi mungkin dalam dunia pendidikan dewasa ini.

Para siswa, dapat belajar di mana saja dan kapan saja.

Siswa dan guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas sistem electronic learning yang dapat berupa learning management system. Semakin populer sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan.

Baca juga:  Kenapa Bangga Berbuat Jahat dan Dosa?

Teknologi informasi telah berkembang pesat dalam bidang pendidikan dengan lahirnya sistem electronic learning.

Sistem tersebut dapat membantu guru dalam memantau keaktifan siswa.

Baik itu berupa penugasan, forum diskusi maupun aktivitas lainnya.

Meski untuk aspek karakter kurang dapat dideskripsikan secara maksimal.

Kelas virtual adalah sebuah lingkungan pembelajaran online berisi materi yang diperlukan.

Di mana, siswa dan guru tetap dapat berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu.

Tujuan utama pembelajaran adalah transfer pengetahuan.

Faktor yang mempengaruhi tujuan pembelajaran, adalah pengetahuan dan cara efektif untuk menyampaikan pengetahuan itu sendiri.

Proses kegiatan belajar mengajar atau KBM yang baik akan menjamin transfer pengetahuan menjadi efektif.

Menurut Ria Sudiana, virtual class berkembang seiring perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses KBM.

Dengan cara itu juga memungkinan pembelajaran dapat dilakukan kapan dan di mana saja.

Sementara itu, dalam penelitian Agung Tri Wibowo, Isa Akhlis dan Sunyoto Eko Nugroho menyebutkan, bahwa learning management system efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Namun, belum efektif untuk mengembangkan karakter siswa.

KBM secara daring yang interaktif dapat memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi meski dibantu media ponsel atau laptop.

Salah satu contohnya, siswa belajar menggunakan media electronic dapat melalui browsing, chatting melalui WhatsApp Group dan zoom meeting.

Pemanfaatan media elektronik dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas KBM. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Baca juga:  Pemdes Nanjungwangi Surian Sumedang, Bangun Jalan Lingkungan dengan Dana Desa

Pemanfaatan media belajar dalam proses KBM memiliki beberapa manfaat.

Di antaranya, penyampaian materi akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat memotivasi siswa.

Bahan ajar akan lebih jelas dan siswa pun dapat menguasai tujuan pembelajaran.

Selain itu, metode mengajar juga lebih variatif. Sehingga siswa dan guru lebih banyak berinteraksi dalam kegiatan belajar.

Karena tak hanya mendengarkan penjelasan guru, namun juga aktivitas lainnya.

Seperti mendemonstrasikan, mempresentasikan dan lain sebagainya.

Pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran itu saling berkesinambungan. Maka, perlu direncanakan dengan matang.

Pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif perlu diterapkan supaya dalam pembelajaran yang dilaksanakan dapat lebih variatif dan berjalan lancar.

Pemanfaatan model pembelajaran tersebut juga disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Sehingga, antara semua komponen menjadi tepat sasaran.

Salah satu indikator keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran.

Jika tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran tersebut efektif atau berhasil.

Selain itu, siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktikkannya.

Sistem electronic learning yang salah satunya berupa learning management system telah membuat waktu pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan biaya pendidikan lebih ekonomis.

Sistem tersebut, mempermudah interaksi antara para siswa dengan guru dalam materi pelajaran.

Kemudian, peserta didik juga dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.

Dengan kondisi yang demikian, siswa dapat lebih memantapkan penguasaan terhadap materi pembelajaran.

Baca juga:  Menanti Generasi Idaman

Pembelajaran Secara Daring Memiliki Kelebihan dan Kekurangan

Pembelajaran daring memiliki kebaikan. Di antaranya siswa merasa lebih rileks, siswa merasa punya lebih banyak waktu di rumah bersama keluarganya. Siswa merasa punya lebih banyak waktu beristirahat dan siswa merasa tidak tegang.

Meski begitu, pembelajaran daring juga mempunyai kekurangan.

Yakni siswa, guru, serta orang tua yang kurang menguasai teknologi informasi menjadi kurang optimal dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring.

Tak hanya itu, guru dan orang tua mesti mengeluarkan uang tambahan untuk pembelian kuota dan akses sinyal, seperti pemasangan wifi.

Siswa, merasakan kesulitan memahami materi lantaran interaksi secara virtual yang lebih singkat dari situasi normal.

Dalam waktu yang lama, pembelajaran daring membuat siswa merasa bosan karena tidak bisa berinteraksi tatap muka dengan sesama siswa maupun guru di lingkungan sekolah.

Pada akhirnya, pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik apabila seluruh siswa, guru, serta orang tua. Secara bersama-sama dengan penuh tanggung jawab, komitmen serta disiplin melaksanakan dan mendukung kegiatan belajar mengajar.

Namun di luar itu semua, pembelajaran di luar jaringan (luring) atau tatap muka yang berbasis teknologi dalam penyelenggaraan KBM merupakan kondisi yang saat ini dirindukan oleh semua kalangan.

Penulis: Ananda Roni S Suwardi, S.Pd. Guru Ekonomi di SMA N 1 Parigi, Kabupaten Pangandaran. Alumni Program Studi Pendidikan Ekonomi/Tata Niaga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2013).

Penulis: Ananda Roni S SuwardiEditor: R003