Profil KH Zainal Mustafa, Pahlawan Nasional Pendiri Pesantren Sukamanah Tasikmalaya

Profil KH Zainal Mustafa, Pahlawan Nasional Pendiri Pesantren Sukamanah Tasikmalaya
Foto from google

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – KH Zainal Mustafa, lahir pada 1 Januari 1899 di kampung Bageur, Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Beliau merupakan putra dari pasangan Nawapi dan Ratmah, dan memperoleh pendidikan formal di sekolah rakyat.

KH Zainal Mustafa melanjutkan pendidikannya di pasantren kakak sepupunya, bernama KH Zainal Muhsin.

Beliau mengenyam pendidikan di pesantren tetrsebut selama kurang lebih 17 tahun dan menggeluti ilmu keagamaan.

Tahun 1927, setelah beliau selesai beribadah haji, mendirikan pesantren di Kampung Cikembang dengan nama Pesantren Sukamanah.

Dari tahun 1940, beliau sering mengadakan kegiatan dengan maksud membangkitkan semangat. Terhadap para penduduk yang pada masa itu, sedang dijajah Belanda.

Baca juga:  Desa Wisata Cidugaleun Tasikmalaya, Pesona Air Terjun Mengagumkan

Beliau, selalu ceramah dan khutbah di atas mimbar, serta selalu menyerang kebijakan Kolonial Belanda melalui ceramahnya.

Tak jarang, beliau selalu mendapat peringatan dari penduduk yang memihak Belanda. Bahkan, pernah sampai diturunkan dari mimbar saat berceramah.

Pahlawan Nasional KH Zainal Mustafa

Pada 17 November 1941, KH Zainal Mustafa, KH Ruhiat, Haji Syirod dan Hambali Syafei harus ditangkap oleh pasukan Belanda.

Karena mereka menilai, bahwa ceramah tersebut merupakan hasutan agar rakyat memberontak terhadap Belanda.

Bertepatan dengan Perang Dunia II mereka ditahan, di penjara Tasikmalaya. Kemudian, dipindahkan ke penjara Bandung dan dibebaskan pada 10 Januari 1942.

Tetapi, akhir Februari 1942, beliau dan KH Ruhiat kembali ditangkap dan dijebloskan ke penjara Ciamis.

Baca juga:  Kepala SMK di Tasikmalaya Tewas Diseruduk Truk

Dengan tuduhan yang sama, karena mereka berdua tidak pernah berhenti untuk ceramah memberi motivasi kepada rakyat.

Pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Pemerintah Militer Jepang serta melepaskan Indonesia.

KH Zainal Mustafa dibebaskan oleh pihak Jepang, dengan harapan beliau akan membantu menciptakan kemakmuran bersama Asia Timur Raya.

Beliau dengan tegas menolaknya, serta memberi peringatan kepada para santrinya. Agar tidak mudah percaya kepada pihak Jepang, yang lebih berbahaya dari Belanda.

Bahkan, kebencian beliau terhadap para pasukan Jepang makin memuncak, di saat ia menyaksikan kezaliman terhadap rakyatnya.

Serta merubah arah kiblat Makkah menjadi ke arah Tokyo, pada 25 Februari 1944. Ia merencanakan perlawanan kepada pihak Jepang.

Baca juga:  Asal-usul Bangunan Terbengkalai Eks Pabrik Engsun di Tasikmalaya, Jadi Tempat Uji Nyali hingga Tempat Mojok Muda-mudi

Dimulai dari menculik para petinggi Jepang, menyabotase kawat telepon, hingga membebaskan para tahanan politik.

Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama, karena KH Zainal Mustafa ditangkap dan dieksekusi pada 25 Oktober 1944.

Awalnya, beliau dimakamkan di Taman Pahlawan Belanda Ancol. Kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tasikmalaya.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972 Pada tanggal 6 Nopember 1972, KH Zainal Mustafa dinobatkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.

Nama beliau kemudian diabadikan menjadi nama jalan di pusat Kota Tasikmalaya, yang kini lebih dikenal sebagai HZ Mustofa.