twads.gg

Populasi Warga Jepang Terus Menyusut

Populasi Warga Jepang Terus Menyusut
Wanita berbusana tradisional Yukata di Kyoto, Jepang. Foto ilustrasi from Pexels

BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Populasi warga asli Jepang semakin menyusut, dari tahun ke tahun. Menurut data Pemerintah Jepang, populasi warga mencapai 123 juta warga pada bulan Oktober 2024, lalu.

Angka ini, merosot sebanyak 550.000 warga jika dibandingkan dengan akhir 2023, lalu.

Jumlah tersebut, adalah total warga Jepang yang termasuk di antaranya adalah warga asing.

Dilansir dari Japan Times, tahun 2024 menjadi tahun ke-14 kalinya populasi warga negara Jepang terus merosot yang memecahkan rekor persentase turunnya jumlah warga Jepang sejak 1950, lalu.

Keadaan tersebut, disebabkan oleh jumlah lansia yang melebihi jumlah kelahiran anak setiap tahunnya di Jepang.

Jumlah warga berumur di bawah 15 tahun hanya sekitar 11.2 persen dari total warga Jepang.

Baca juga:  Katy Perry Terbang ke Luar Angkasa

Jumlah tersebut, adalah persentase terrendah sejak 1975, lalu.

Sementara, jumlah warga lansia berumur diatas 65 tahun mencapai 36.24 juta jiwa, atau 29.8 persen dari total populasi warga Nippon.

Itu berarti, jumlah kematian di Jepang melebihi angka kelahirannya.

Data tersebut, justru berbanding terbalik dengan jumlah warga asing yang tinggal di Jepang.

Dalam kurun waktu tersebut, 340.000 warga asing baru tiba dan menetap di Negeri Matahari.

Kenaikan jumlah data ekspatriat tersebut, terus bertahan selama tiga tahun berturut-turut.

Ajang Cari Jodoh oleh Pemerintah Jepang

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan, pemerintah kini tengah mengusahakan agar tunjangan kehamilan meningkat.

Selain itu, gaji generasi muda yang akan dinaikkan, dan intensitas cari jodoh di antara pemuda-pemudi Jepang.

Baca juga:  Coaching Mentoring 2.0 Siap Gaskeun di 2025, BKKBN Jawa Barat Optimistis Menuju Jabar Istimewa

“Kami akan membuat kebijakan di mana warga yang menginginkan anak dapat mengasuh anak-anak dengan keadaan dan pikiran yang damai,” kata Hayashi.

Hal ini, sejalan dengan banyak kebijakan yang sempat diterapkan oleh mantan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.

Pada saat Kishida menjabat, kebijakan agar fasilitas penitipan anak, subsidi perumahan. Bahkan, menciptakan aplikasi ajang cari jodoh yang dikelola pemerintah.

Dilansir dari The Independent, Perdana Menteri Jepang saat ini, Shigeru Ishiba setuju dengan keadaan menurunnya jumlah kelahiran anak-anak.

“Saya sadar bahwa turunnya jumlah kelahiran belum dapat diperbaiki. Namun, jumlah pernikahan justru meningkat.”

“Dengan sejalannya data antara jumlah pernikahan dan kelahiran anak, kita harus fokus pada dua aspek tersebut,” kata Ishiba.

Baca juga:  Shin Tae-yong Diangkat Jadi Wapres KFA

Jumlah pernikahan memang mengalami peningkatan hingga 2.2 persen, yaitu 499.000 pada tahun 2024 lalu.

Sebelumnya pada tahun 2020 lalu, jumlah pernikahan menurun drastis sebesar 12.7 persen. ***