GARUT, ruber.id — Ajam Nurjaman, 41; dan istrinya, Wulan Mulyani, 38, keluarga asal Garut, Jawa Barat ini mengaku tidak pernah mendapat bantuan apapun dari program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan.
Baik itu bantuan PKH (Program Keluarga Harapan), BPNT (Bantuan Pangan Nontunai), JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) maupun KIS (Kartu Indonesia Sehat).
Padahal, pasutri asal Kampung Babakan Koropeak RT 04/12, Kelurahan Sucikaler, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut ini hidup di bawah garis kemiskinan dan tinggal di gubuk reyot berbahan bilik.
Di musim penghujan ini, Ajam mengaku berjuang menghadapi cuaca yang sewaktu-waktu dapat mengancam rumah tinggalnya ini.
Ajam bersama istri dan anak balitanya tinggal di rumah gubuk ukuran 8×5 meter persegi. Beratap asbes dengan dinding bilik (anyaman bambu) dan triplek.
Sehingga ketika hujan, rumah Ajam sering diempas angin besar dan diterjang air hujan.
Bagi Ajam dan istri hal ini tidak menjadi masalah, tapi bagi anaknya yang masih balita, musim hujan seperti sekarang ini menjadi masalah besar.
Karena itu, Ajam berharap sekali dapat menerima bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) dari pemerintah.
“Sebelumnya memang pernah ada petugas yang foto-foto rumah, tapi hingga sekarang belum ada kabarnya,” kata Ajam saat ditemui di rumahnya, Jumat (31/1/2020).
Sementara, istrinya Wulan mengaku heran, karena keluarganya tidak pernah mendapat bantuan apapun.
“Bantuan seperti PKH, BPNT, ataupun KIS kami tidak pernah dapat. Tidak seperti warga miskin yang lain.”
“Kami berharap dari pemerintah ada bantuan. Minimal untuk bangun rumah kami ini, tolong kami diperhatikan,” ucapnya. fey