Petani Hortikultura di Pangandaran Masih Minim, Harga Sayuran Cenderung Tak Stabil

Img
JUMLAH petani padi di Pangandaran tergolong banyak dibanding petani hortikultura yang masih minim, dede/ruber.id
JUMLAH petani padi di Pangandaran tergolong banyak dibanding petani hortikultura yang masih minim. dede/ruber.id

Petani Hortikultura di Pangandaran Masih Minim, Harga Sayuran Cenderung Tak Stabil

PANGANDARAN, ruber.id — Jumlah petani hortikultura di Kabupaten Pangandaran masih minim, hal ini menyebabkan naik turunnya harga kebutuhan seperti sayuran maupun buah-buahan.

Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Pangandaran Kodir Zulhaedir mengatakan, jumlah petani di Kabupaten Pangandaran mencapai 50.000 lebih.

Namun dari jumlah tersebut, kata Kodir, petani yang mengelola kebun sayuran atau petani hortikultura hanya sedikit dibanding petani padi.

“Tapi jumlah itu perlu ada pendataan ulang,” katanya kepada ruber di Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Selasa (20/8/2019).

Sebenarnya, kata Kodir, para petani padi juga sering menyambi sebagai petani hortikultura, namun jumlahnya masih sedikit.

Baca juga:  Innalillahi, Warga Pangandaran Ditemukan Gosong di Lahan Terbakar

“Kadang mereka juga berkebun, tapi lebih banyak petani yang fokus menggarap lahan sawah,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Pangandaran Tedi Garnida menerangkan, naik turunnya harga kebutuhan seperti sayuran disebabkan kurangnya pasokan dari daerah sendiri.

Jika petani di Pangandaran bisa memenuhi kebutuhan pasar, kata Tedi, maka harga kebutuhan pokok akan cenderung stabil.

“Di Pangandaran kan petani hortikulturanya hanya sedikit, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar harus didatangkan dari luar daerah,” terangnya.

Tedi menambahkan, untuk produksi padi di Pangandaran sudah surplus, begitu juga dengan produksi daging sapi.

“Hanya saja, untuk sayuran masih terbatas. Padahal potensi lahan di sini masih banyak untuk ditanami tanaman hortikultura,” tambahnya. dede ihsan