BERITA SUMEDANG, ruber.id – Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sumedang berharap perhatian dari pemerintah daerah setempat.
Sebab sudah dua tahun, organisasi tersebut seolah diabaikan oleh Pemkab Sumedang.
Padahal ketika masih bernama Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI), organisasi penyandang disabilitas di Sumedang ini pernah mendapatkan bantuan anggaran dari Pemkab Sumedang.
Tak heran, kondisi yang terjadi sekarang cukup mengusik pengurus dan anggota PPDI Sumedang.
Ketua PPDI Sumedang, Iyus Sri Sukma Dewi mengungkapkan, tak mengetahui pasti mengapa organisasi yang dipimpinannya itu tak pernah mendapatkan bantuan lagi dari Pemkab Sumedang.
Jika alasannya karena berganti nama, hal itu cukup dia sayangkan karena bersifat teknis dan bisa dibicarakan.
“Sebenarnya, bukan organisasi baru. Sebelumnya, PPDI bernama PPCI yang terbentuk 5 tahun lalu.”
“PPDI, merasa terpanggil untuk terus menyebarluaskan informasi pelatihan bagi kaum disabilitas.”
“Sekaligus, membantu agar para anggota bisa mengikuti pelatihan atau mendapatkan bantuan berupa perlengkapan. Seperti kaki dan tangan palsu, Alquran huruf Braille, dan lain-lain, untuk menjalankan aktivitas sehari-hari,” kata Iyus, Kamis (7/2/2019).
Bantuan dari Pemkab Sumedang maupun pihak lain, kata Iyus, tentu akan sangat berarti.
Sebab melalui bantuan, entah dalam bentuk dana maupun barang bisa membantu para penyandang disabilitas di Kabupaten Sumedang untuk mengasah keahlian. Sehingga, bisa berdaya dan menciptakan karya.
“Karena tak ada anggaran, jika ada acara, seringkali anggota PPDI yang jumlah keseluruhannya sebanyak 215 orang, (terpaksa) mengumpulkan uang atau urunan ramai-ramai,” jelasnya.
Bahkan, menjelang pelaksanaan Pemilu 2019, anggota PPDI tidak kehilangan semangat untuk turut menyukseskan pesta demokrasi.
Dua orang pengurus PPDI tercatat sebagai Relawan Demokrasi di bawah kendali KPU Sumedang. Yang bertugas, melaksanakan sosialisasi untuk segmen pemilih disabilitas pada Pemilu 2019.
Lebih lanjut, Iyus menuturkan, melakukan sosialisasi pemilu kepada kaum disabilitas sebenarnya bukan hal mudah.
Bahkan penuh tantangan, karena target yang disasar sulit untuk dikumpulkan dan lebih banyak melakukannya dengan cara mendatangi langsung.
“Mau tidak mau, kami melakukan sosialisi dengan cara door to door. Lumayan repot, karena lokasi yang harus dituju berjauhan.”
“Bahkan kadang, pejalanan menuju ke sana itu tidak aksesibel bagi kaum disabilitas. Kadang berbatu-batu, berbukit-bukit, atau harus naik turun,” ucap Iyus.
Sekretariat PPDI berada di Dusun Cipeuteuy, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka dan saat ini Ketua PPDI dibantu oleh Rukmana yang memegang posisi sebagai sekretaris, serta Mulyani sebagai bendahara.