BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Pemkab Pangandaran, Jawa Barat terus ‘ngegas’ pembangunan kota baru di Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi.
Saat ini, ada tiga proyek pembangunan di wilayah Desa Cintakarya, Parigi, Pangandaran tersebut.
Terdiri dari kantor Sekretariat Daerah (Setda), Alun-alun dan kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda.
Satu di antaranya, selesai dibangun dan langsung dipergunakan, yakni kantor Bappeda.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pihaknya tidak hanya membangun pusat pemerintahan di wilayah desa itu.
Tetapi juga, membangun kota baru. Rencana pembangunannya sudah disusun dan direalisasikan secara bertahap.
“Tahun ini targetnya pembangunan tiga proyek itu selesai semua. Tinggal kantor Setda dan Alun-alun. Harus selesai semuanya,” kata Jeje usai meresmikan kantor Bappeda, jumat (25/6/2021).
Sebenarnya, kata Jeje, Pemkab itu membangun kota baru yang di dalamnya ada pusat pemerintahan.
Penataan infrastruktur publiknya juga digarap, akses jalan menuju pusat pemerintahan pun lebarnya 20 meter.
“Target rencana pembangunan kota baru ini bisa selesai pada masa jabatan saya sebagai bupati.”
“Hanya punya waktu tiga tahun, 2022, 2023 sampai 2024. Selama tiga tahun ini diharapkan selesai atau 90% rampung,” tuturnya.
Jeje menerangkan, untuk mewujudkan rencana kota baru tersebut diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp120 miliar.
Ia mengakui, di tengah kondisi keuangan daerah yang kurang sehat ini perlu dilakukan penyesuaian.
“Rp120 miliar itu untuk pusat perkantorannya saja, belum sarana prasarana pendukungnya.”
“Pembangunan kota baru di wilayah ini mulai memberi dampak bagi masyarakat. Salah satunya, adalah kenaikan harga jual tanah yang signifikan,” terangnya.
Tiga tahun lalu, harga tanah di kawasan tersebut sekitar Rp1 juta/bata, saat ini melonjak jadi Rp15 juta, sangat luar biasa.
Jeje berharap, masyarakat setempat bisa ikut menikmati dampak positif dari pembangunan ini.
Nama Karangkamulyan Jangan Dihilangkan
Di lokasi yang sama, Kepala Desa Cintakarya Wawang Darmawan menyatakan apresiasi atas pembangunan kota baru di wilayah desanya.
“Harapan kami masyarakat Desa Cintakarya bisa ikut menikmati pembangunan ini. Jangan hanya jadi penonton. Tetapi, ikut menjadi pemeran untuk sama-sama menikmati manfaatnya,” kata Wawang.
Wawang menjelaskan, sebelumnya kawasan yang kini dibangun pusat perkantoran itu adalah hutan atau ‘pangangonan’ Karangkamulyan, hutan tempat menggembala ternak. Kini berubah menjadi kota.
“Kami minta nama Karangkamulyan tidak dihilangkan. Bahkan jika memungkinkan dijadikan nama kota baru.”
“Kalau bisa namanya kota baru Karangkamulyan. Nama Karangkamulyan itu titipan karuhun, sepuh kami di sini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Pangandaran Wowo Kustiwa menambahkan, perencanaan pembangunan kawasan ini harus terintegrasi dari awal.
“Jadi pembangunan taman, instalasi kabel dan air itu harus dari sekarang. Jangan nanti setelah beres, dibongkar lagi.”
“Instalasi kabel harus di bawah tanah, namanya kota baru jangan ada kabel di atas tiang,” tambahnya.
Wowo menyebutkan, kondisi fiskal pemerintah yang sedang tak baik imbas pandemi Covid-19 ini bisa disiasati dengan penyesuaian.
Menurutnya, soal anggaran bisa menyesuaikan dan disesuaikan.
“Yang penting pembangunan ini dijadikan prioritas meski dilakukan secara bertahap, tidak masalah, yang penting terus berjalan,” sebutnya.
Dirinya meyakini, bahwa Pemkab Pangandaran bisa mengakses bantuan anggaran dari Pemprov Jawa Barat maupun pemerintah pusat.