Pasutri di Pangandaran Disarankan Tunda Kehamilan

Pasutri di Pangandaran Disarankan Tunda Kehamilan

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Pasangan suami istri alias pasutri di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat diminta tunda kehamilan selama pandemi Covid-19.

Salah satu alasan tunda program kehamilan ini adalah, ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi dari pada yang tidak hamil bila terpapar Corona.

Kampanye Tunda Kehamilan Arahan dari BKKBN

Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DKBP3A Pangandaran Heri Gustari mengatakan, kampanye menunda kehamilan di masa pandemi berdasarkan arahan dari BKKBN.

“Kami gencar menyosialisasikan kepada masyarakat untuk sadar menggunakan alat kontrasepsi.”

“Agenda menunda kehamilan ini menjadi tugas kami dalam menyukseskan program Keluarga Berencana atau KB,” kata Heri, Senin (2/8/2021).

Heri menuturkan, hamil pada saat pandemi Covid-19 tidaklah dilarang.

Baca juga:  Pemkab Pangandaran Percepat Penyusunan RPJMD 2021-2026

Namun, akan lebih bijak jika pasangan usia subur (PUS) untuk menunda rencana memiliki momongan hingga pandemi berlalu.

“Kondisi ibu hamil rentan terpapar Corona. Lebih berisiko mengalami gejala yang berat serta memerlukan perawatan intensif.”

“Dalam kondisi ini kita kan tidak tahu kapan terkena atau tidaknya terpapar, karena virus ada dimana-mana,” tuturnya.

Terlebih, kondisi pandemi yang masih terus menggejala ini tentunya sangat berpengaruh terhadap keselamatn ibu dan janin selama kehamilan.

BKKBN memaparkan, ada tiga faktor yang harus menjadi perhatian di masa pandemi, yakni kesehatan, ekonomi dan psikologis.

“Faktor kesehatan biasanya tahan tubuh saat hamil menurun, saat ibu hamil yang terpapar Corona akan mengkonsumsi obat yang dapat membahayakan janin.”

Baca juga:  Proyek Jembatan Cikidang Ganggu Lalu Lintas, Bupati Pangandaran Minta Maaf

“Selain itu mereka akan mengalami keterbatasan dalam akses fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Sedangkan untuk faktor ekonomi, kata Heri, biasanya kebutuhan pokok ibu hamil dan ibu menyusui sangat tinggi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut yakni membutuhkan asupan gizi dan vitamin.

Akan bertambah satu anggota keluarga dan akan menambah pengeluaran keluarga.

“Kalau faktor psikologi untuk ibu hamil pada masa pandemi Covid-19, akan menimbulkan kecemasan yang berpengaruh pada psikologi ibu hamil dan menyusui.”

“Ibu yang baru melahirkan akan mengalami baby blues syndrome,” terangnya.

Hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap pemberian ASI atau air susu ibu eklusif akibat produk ASI yang dihasilkan tidak maksimal.

Jika Sudah Terlanjur Hamil…

Jika sudah hamil di masa Covid-19, Heri menyarankan untuk olahraga dan menjaga kesehatan serta asupan gizi.

Baca juga:  Madu Alam Pangandaran Miliki Khasiat Kesehatan dan Stamina

“Ibu hamil bisa melakukan olahraga rutin, seperti berenang, yoga, senam pagi dan jalan pagi dengan mematuhi protokol kesehatan.”

“Mereka juga direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ANC ke bidan, puskesmas dan rumah sakit,” ucapnya.

Heri menambahkan, pihaknya juga menyarankan ibu hamil di masa pandemi untuk persalinannya dilakukan di fasilitas kesehatan oleh tenaga medis.

Selain itu, pasutri diminta segera memasang alat kontrasepsi setelah melahirkan.

“Risiko hamil pada masa pandemi Covid-19 ini rentan. Karena itu kami mengimbau masyarakat atau pasutri untuk menunda dulu kehamilan,” tambahnya.