Pangandaran Daerah Rawan Bencana, BNPB Gelar Bimtek

Img
Bimbingan teknis pembina pramuka dalam rangka implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana berbasis gugus depan, Kamis (20/6/2019). dede/ruang berita
Bimbingan teknis pembina pramuka dalam rangka implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana berbasis gugus depan, Kamis (20/6/2019). dede/ruang berita

PANGANDARAN, ruber — Puluhan pembina pramuka di Kabupaten Pangandaran mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di salah satu hotel Pangandaran.

Kasubdit Mitigasi BNPB Moh Robi Amri mengatakan, Kabupaten Pangandaran salah satu daerah rawan bencana. Di antaranya gempa bumi, tsunami, banjir dan longsor.

Maka dari itu, kata Robi, edukasi kebencanaan sangat diperlukan sebagai bekal agar siap dan memiliki kapasitas menghadapi bencana.

“Program ini merupakan prioritas nasional BNPB yang bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Gerakan Pramuka Kwartir Nasional,” katanya.

Baca juga:  Longsor dan Banjir di Tomo Sumedang, Jembatan Nyaris Putus dan Merusak 9 Rumah

Dalam bimtek ini, kata Robi, pihaknya melibatkan 40 orang pembina pramuka dan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran.

Sebanyak 40 pembina pramuka di Kabupaten Pangandaran ikuti bimtek yang digelar BNPB di salah satu hotel Pangandaran

“Nantinya para peserta harus mengimplementasikan di Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB),” ujarnya.

Robi menuturkan, kemitraan dengan pramuka merupakan langkah yang sangat strategis untuk membuat kegiatan pendidikan kebencanaan menjadi masif dan cepat dilakukan.

“Jadi selepas bimtek para peserta dapat memberikan pemahaman ke masyarakat dan Gugus Depan (Gudep) masing-masing.”

“Terlebih, masyarakat agar memahami karakteristik dan tanggap terhadap bencana,” tuturnya kepada ruber, Kamis (20/6/2019).

Robi melaporkan, banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia telah menimbulkan banyak korban dan kerusakan.

Baca juga:  Objek Wisata di Pangandaran Harus Terakses Jaringan Internet

“Gempa Lombok pada Tahun 2018 sebanyak 1.171 sekolah rusak dan 218.224 peserta didik terdampak.”

“Kemudian pada Gempa dan Tsunami Palu sebanyak 1.299 sekolah rusak dan 262.579 peserta didik terdampak,” sebutnya. dede ihsan