BPPSDMP Sebut Hasil Bumi di Pangandaran Tak Kalah Dengan Daerah Lain

hasil bumi di pangandaran
KEPALA BPPSDMP Kementan RI Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr sebut hasil bumi di Pangandaran tak kalah dengan daerah lain. smf/ruber.id

PANGANDARAN, ruber.id – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) RI Dedi Nursyamsi menyebut hasil bumi di Pangandaran tak kalah dengan daerah lain.

Secara kualitas, padi dan tanaman pangan di Kabupaten Pangandaran tidak kalah oleh hasil bumi di daerah lain. Bahkan, BPPSDMP menilai tak pantas bagi kabupaten pesisir selatan Jawa Barat ini untuk mendatangkan beras impor.

“Secara ekonomi, hasil bumi di Pangandaran bisa bernilai lebih apabila diolah menjadi bahan baku. Contohnya tanaman singkong, di sini kan gampang tumbuh meski ditanam begitu saja,” kata Dedi saat berkunjung ke Pangandaran, Jumat (14/8/2020).

Jika singkong ingin memiliki nilai yang lebih, kata Dedi, harus diolah menjadi bahan lain. Seperti dibikin tepung atau dibuat mie, maka nilai harganya pun akan meningkat. Dirinya meyakini itu bakal menjadi penopang ekonomi di masyarakat.

Baca juga:  Formasi CPNS 2021 di Pangandaran Belum Jelas

“Negara China dan Jepang itu memilih untuk tidak menjual hasil tanaman dan pangan ke luar negaranya. Mereka justru memilih untuk memproduksi bahan pertanian menjadi olahan sebagai bahan baku,” ujarnya.

Tanah di Pangandaran Termasuk Kategori Subur

Dedi menuturkan, karakteristik tanah di Pangandaran termasuk kategori subur. BPPSDMP menilai potensi kesuburan itu dapat dimaksimalkan dengan cara meningkatkan produktivitas petani dalam mengolah lahan tanah.

Kemudian, kondisi tanah rawa yang dijadikan sawah di Pangandaran ini, kata Dedi, termasuk kategori tanah subur. Karena, setiap musim panen padi bisa menghasilkan sebanyak 9 ton/hektare.

“Kalau di daerah lain itu, tanah rawa yang dijadikan sawah hanya mampu menghasilkan padi sebanyak 7 ton/hektare setiap musim panen. Di sini petaninya harus bersyukur, kita punya tanah yang subur,” tuturnya.

Baca juga:  Warga Pangandaran Ngaku sebagai Ibu Bayi, Polsek Lidik Inisial N

Berdasarkan data di Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, ketersediaan pangan dan padi bisa memenuhi kebutuhan. Bahkan, surplus dan bisa dijadikan persediaan untuk tahun berikutnya.

Dedi menambahkan, sektor pertanian juga bisa menjadi penunjang pariwisata. Sesuai dengan harapan Kabupaten Pangandaran sebagai wisata kelas dunia.

“Daerah lain, bahkan kementerian sering kan menggelar kegiatan di Pangandaran. Itu bisa dijadikan peluang untuk memasarkan hasil bumi di sini, khususnya pangan ke hotel dan restoran,” tambahnya. (R001/smf)

BACA JUGA: Pemkab Dorong Produk UMKM dan IKM di Pangandaran Tembus Pasar Global