Menjadi Iconic Public Relations melalui Kreativitas dan Pemanfaatan Big Data

BERITA EDUKASI, ruber.id – Program studi (Prodi) Digital Public Relations (PR) Telkom University menggelar Iconic Public Relations Webinar Series. Bertajuk How to Be Iconic Public Relations.

Webinar series ini, dibagi menjadi dua sesi. Di mana, sesi pertama digelar 1 Juli 2021. Sedangkan sesi kedua dilaksanakan 8 Juli 2021. Kegiatan webinar ini didukung penuh oleh PT Telekomunikasi Indonesia, dan digelar secara daring melalui aplikasi Zoom.

Webinar Sesi Dua Dihadiri 300 Peserta

Webinar sesi kedua ini diikuti 300 peserta yang berasal dari kalangan akademisi. Selain itu, dihadiri pula oleh praktisi bidang humas dari berbagai wilayah di pulau Jawa dan luar pulau Jawa.

Sesuai dengan tema yang diusung, tujuan dari pelatihan ini yakni untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan. Dan informasi terkini mengenai dunia kehumasan. Kepada para akademisi. Terdiri dari dosen, mahasiswa, dan staf, serta praktisi humas.

Sehingga, nantinya para peserta ini dapat menjadi praktisi humas yang qualified, andal dan mampu menjadi ikon perusahaan atau institusi.

Untuk mencapai tujuan ini, pada webinar series sesi kedua ini, Prodi Digital PR Telkom University menghadirkan dua pembicara. Dengan subtopik pembahasan yang berbeda.

Sub-Topik R’s Creativity to Build Good Engagement

Dengan mengusung subtopik PR’s Creativity to Build Good Engagement, Dosen LSPR Communication & Business Institute Dr. Sri Ulya Suskarwati, M.Si. membawakan materi yang sangat menarik dan interaktif.

Baca juga:  Juara Umum Pramuka Priangan Timur, SMPN 1 Cihaurbeuti Ciamis Diganjar Kambing

Bagi Ulya, topik Iconic Public Relations ini jadi hal luar biasa menarik. Karena, semua orang akan menjadi public relations. Tidak hanya menjadi PR bagi perusahaan, tapi juga untuk diri sendiri.

“Kami sendiri, di lembaga sangat mengagungkan public relations. Karena PR merupakan ujung tombak perusahaan, pencitraan hingga reputasi. Berbicara Iconic pada akhirnya bicara pada suatu hal yang ingin kita capai.”

“Karena berhubungan dengan citra dan reputasi. Aktivitas dan kreativitas yang terkait dengan pembentukan ikon-ikon seperti ini yang akan menjadi ending dari semua kegiatan yang akan diakukan,” ujar Ulya.

Iconic, sambung Ulya, merupakan sebuah simbol atau gambaran yang merepresentasikan sesuatu di benak publik. Maka, untuk mencapai tujuan terkait citra apa yang ingin dicipta. Kemudian publik mana yang ingin disasar, seluas apa jangkauannya, bagaimana caranya, dan kapan akan dilakukan, semuanya butuh perencanaan.

“Planning is a must. Semua perlu kita rencanakan terlebih dahulu. Sebelum membuat kegiatan-kegiatan kreatif yang kita sebutkan. Karena sebenarnya, aktivitas public relations yang produktif itu ada tiga kriteria. Yakni kegiatan PR yang memiliki kualitas, kuantitas, dan kegiatan PR yang memiliki kreativitas,” jelasnya.

Baca juga:  Digital Internal Influencer sebagai Juru Bicara Perusahaan

Sub-Topik The Role of Big Data to Support PR’s Activities

Bagi seorang Public Relations, tidak cukup hanya menjadi kreatif. Tapi, memanfaatkan big data pada era digital saat ini, sangat penting untuk diperhatikan. Dengan mengusung subtopik The Role of Big Data to Support PR’s Activities, VP Corporate Communications PT Telkom Pujo Pramono membawakan materi ini dengan penuh antusias dan interaktif.

Menurutnya, revolusi industri 4.0 menyebabkan disrupsi dalam berbagai bidang. Termasuk, public relations. Munculnya berbagai otomatisasi pekerjaan atau profesi tertentu seperti menjadi ancaman tersendiri. Tapi seorang public relations, harus melihat ini sebagai suatu peluang untuk berinovasi.

Selain itu, saat ini, public relations juga harus mampu melihat kebermanfaatan dari big data. Menjadikannya, sebagai sebuah tools untuk mendukung keberhasilan aktivitas public relations.

“Jadi apa yang menjadi peran dari big data itu adalah sebagai tools atau alat bantu yang digunakan untuk kita bisa mengukur efektivitas, efisiensi. Dan kemudian, untuk melakukan improvement terhadap langkah-langkah selanjutnya,” kata Pujo.

Peran Public Relations di Tengah Perkembangan Teknologi

Pujo menjelaskan, beberapa tahun terakhir ini, sangat sadar bahwa teknologi hadir begitu dominan. Adapun, peran big data bagi public relations di era hyperconnected ini, memiliki relevansi yang kuat terhadap respons publik, pada sebuah perusahaan.

Baca juga:  Mahasiswa IPDN Jadikan Sumedang Lokus Stula

Karena, tiap orang bisa saling terhubung dan berkolaborasi sehingga apa yang dilakukan perusahaan akan menjadi bahan diskusi. Atau menjadi komentar bagi publiknya.

“Lalu, apa peran big data? Semua hal dalam pengelolaan atau manajemen, bila tidak bisa melakukan pengukuran, bila tidak bisa memonitor segala sesuatunya. Maka, kita akan sulit untuk mengelolanya.”

“Kenapa? Karena, kita perlu memonitor riset dan bagaimana melihat hasil kerja kita. Lalu kedua, perlu diketahui bagaimana melakukan continue improvement terhadap apa yang sudah kita lakukan. Karena, apa yang sudah dilakukan, harus dapat kita monitor terkait bagaiaman reaksi atau respons dari publik,” jelasnya.

Webinar Series Dapar Memperluas Wawasan

Sementara, di pengujung acara, Ketua Penyelenggara Dr. Amalia Djuwita mengapresiasi narasumber, penyelenggara, para peserta, dan PT Telekomunikasi Indonesia. Yang telah mendukung kegiatan ICONIC Public Relations Webinar Series ini.

“Kami berharap, melalui kegiatan ini dapat memperluas wawasan,” ujar Amalia. (R003)