ruber.id – Bagi Anda yang memiliki masalah dengan lambung, seperti menderita penyakit maag dan tukak lambung, tentunya tidak asing lagi dengan obat ranitidine.
Setiap berobat pun, terkadang penderita diberikan resep obat ranitidine atau yang mengandung ranitidine. Namun kini, sebaiknya Anda berhenti menggunakan obat tersebut.
Terlebih, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI beberapa waktu lalu sudah menarik obat mengandung senyawa ranitidine dari peredaran.
Pernyataan BPOM itu diumumkan lewat website resminya pom.go.id dan akun instagram bpom_ri.
Di website-nya, BPOM memerintahkan industri farmasi pemegang izin edar produk ranitidine agar berhenti produksi dan mendistribusikan, serta melakukan penarikan kembali seluruh bets produk dari peredaran.
“Industri farmasi juga diwajibkan untuk melakukan pengujian secara mandiri terhadap cemaran NDMA dan menarik secara sukarela apabila kandungan cemaran melebihi ambang batas yang diperbolehkan,” tulis BPOM dalam akunnya.
BACA JUGA: Jangan Sepelekan Nyeri Sendi! Bisa Jadi Itu Saraf Kejepit, Kenali Ciri-cirinya
Sementara, dilansir dari berbagai sumber, obat tersebut ditarik dari peredaran setelah badan kesehatan Amerika Food and Drug Administration (FDA), dan European Medicines Agency (EMA) menyatakan kalau senyawa ranitidine mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA) yang merupakan senyawa pemicu kanker yang bersifat karsinogenik.
Perlu diketahui, ranitidine adalah obat untuk mengurangi jumlah asam lambung dalam perut. Obat ini termasuk ke dalam golongan obat H2 histamine blocker, dan biasanya tersedia tanpa resep.
Kegunaannya yaitu untuk mengatasi dan mencegah rasa panas perut (heartburn), maag, dan sakit perut yang disebabkan oleh tukak lambung.
Selain itu, ranitidine juga digunakan untuk mengobati serta mencegah berbagai penyakit perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung, seperti erosive esophagitis dan refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease, GERD).
Sementara itu, NDMA disinyalir sebagai sumber karsinogen atau zat penyebab kanker pada manusia. Senyawa ini pun dikenal sebagai pencemar lingkungan yang juga ditemukan dalam air, makanan termasuk daging, produk susu, dan sayuran.
Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa NDMA dan pengotor nitrosamine lain ada dalam obat hipertensi dan gagal jantung yang disebut Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs).
Untuk kasus NDMA pada obat hipertensi, FDA telah merekomendasikan penarikan obat-obatan itu karena kadar nitrosamine melebihi batas aman. Sedangkan, pada ranitidine masih dalam batas aman, namun FDA sedang mengevaluasi risikonya dalam kadar rendah. red