BERITA ruber.id – Lawang Yazid, 11, dan teman-temannya terlihat penuh keceriaan saat mengikuti Senam Gembira Param Pam Pam di Posko Pengungsian Gempa Sumedang, Kamis, 4 Januari 2024.
Teteh Silpi, relawan dari Laznas Rumah Amal Salman, berhasil menciptakan suasana riang yang menyelubungi anak-anak yang sebelumnya mengalami trauma akibat gempa Sumedang.
“Dua kali mengalami gempa besar, kami takut. Langsung lari keluar rumah, takut, ngeri,” ungkap Lazid, seorang siswa kelas 5, menggambarkan ketakutan mereka.
Deris Herdiansyah, 11, mengamini apa yang disampaikan Yazid.
“Sudah dari malam Senin tidur di luar Posko, masih takut tidur di dalam rumah,” kata Deris.
Meski demikian, kehadiran Teteh Silpi dan relawan lainnya berhasil membawa senyuman kembali.
Lazid berharap gempa tidak terulang, sehingga mereka dapat tidur dengan nyaman di rumah masing-masing.
Koordinator Lapangan Penanganan Bencana Gempa Sumedang, M. Akbar Fajar Sidik, menjelaskan upaya mereka dalam melakukan trauma healing dan psikososial.
“Kami fokus melakukan psikososial terhadap puluhan anak korban gempa. Total ada 70 anak dari berbagai usia,” ujarnya.
Fajar menambahkan, kegiatan psikososial melibatkan senam gembira, bernyanyi, dan berbagai games edukasi.
“Kami coba berikan stimulus kepada mereka agar bahagia, dengan memberikan hadiah berupa makanan ringan,” tambahnya.
Pada hari pertama setelah gempa, puluhan anak terlihat masih terpukul dan trauma.
Oleh karena itu, tim Laznas Rumah Amal Salman memberikan perhatian serius dan kontinyu untuk membantu anak-anak tersebut pulih dari trauma dan kembali ceria.
Fajar menegaskan, upaya psikososial ini akan terus dilakukan hingga 7 hari masa tanggap darurat berakhir, sesuai arahan pemerintah pusat.
“Kami akan kontinyu memberikan bantuan di sejumlah posko gempa di wilayah Sumedang,” jelasnya.
Dengan demikian, langkah-langkah positif ini diharapkan dapat membantu anak-anak korban gempa Sumedang menghadapi masa sulit mereka dengan lebih tabah dan ceria.