Marak Hoax Virus Corona, Basarnas Bandung Edukasi Personel SAR

CIMANGGUNG, ruber.id – Maraknya informasi terkait virus corona, khususnya di media sosial menjadi perhatian tersendiri Basarnas Bandung.

Kabar hoax terkait COVID-19 ini makin menambah kepanikan dan menyesatkan pemahaman masyarakat.

Untuk itu, Basarnaa Bandung mengedukasi personel SAR agar tidak termakan isu hoax tersebut.

Edukasi yang dikemas sosialisasi ini dilaksanakan di ruang rapat Kantor SAR Bandung, Senin (16/3/2020).

Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansah mengatakan, sosialisasi diikuti oleh seluruh pegawai Kantor SAR Bandung, dan peserta PKL di lingkungan Basarnas Bandung.

Sosialisasi menghadirkan narasumber dari perawat Kantor SAR Bandung yakni Dian Rizky.

Dalam kesempatan ini, Dian menjelaskan terkait pengertian virus korona, apa saja gejala yang ditimbulkan dari virus corona.

Selain itu, Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansah menjelaskan pula seberapa bahayanya, bagaimana harus mencegahnya dan berita apa saja yang merupakan berita bohong terkait virus corona.

Baca juga:  Warga Sumedang Utara Tewas Terlindas Truk di Cadas Pangeran

Selain itu, juga dibahas terkait mitos dan fakta apa saja yang beredar luas di masyarakat terkait COVID-19 ini.

Corona mulai dikenal masyarakat luas setelah penyebarannya terjadi di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu.

Gejala COVID-19 ini mirip dengan SARS. Tetapi angka kematian SARS lebih tinggi yaitu mencapai 9.6%, sedangkan COVID-19 hanya 5%.

Meski begitu, kata Dian jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS.

Sebab, lanjut Dian, COVID-19 memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding dengan virus SARS.

Virus, menyebar dari tetesan kecil (Droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin.

Adapun orang yang berpotensi terkena virus COVID-19 yaitu orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19 bersirkulasi.

Baca juga:  Perbup Hari Kopi Sumedang, Kronologi hingga Penetapannya

Kemudian melakukan kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja pada orang terinfeksi COVID-19.

Lalu orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan dari negara terjangkit.

Dan tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.

Adapun banyak mitos dan hoax yang tersebar di media sosial di antaranya belum adanya bukti dan penelitian yang menunjukkan bahwa bawang putih bisa mencegah corona.

Kemudian belum ada bukti terkait rutin mencuci hidung dengan saline akan mencegah virus corona.

Kemudian berita bohong soal virus corona akan mati dengan sendirinya pada suhu panas, dan mandi menggunakan air panas bisa mencegah virus corona.

Baca juga:  Lebih Beracun, 104 Merek Rokok Ilegal Beredar di Jabar

Kemudian virus corona bisa menular dari nyamuk serta pemberitaan lainnya yang tersebar di media sosial.

Deden mengapresiasi berbagai informasi yang disampaikan dalam sosialisai ini.

Dedeb berharap, kegiatan ini mampu menambah wawasan dan pengetahuan terkait ramainya virus corona saat ini.

“Saya juga mengimbau kepada seluruh pegawai untuk mampu memilah dan memilih sumber berita. Jika menerima informasi, jangan mudah membagikannya lagi ke orang lain,” imbaunya.

Selain itu, Deden menekankan agar seluruh pegawai menjaga kesehatan dengan mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik.

Baik sebelum maupun setelah melaksanakan kegiatan.

“Saya imbau juga agar lebih meningkatkan kebersihan di lingkungan, istirahat yang cukup, dan menerapkan pola hidup sehat,” tuturnya. (R003)

Baca berita lainnya: Hilang di Gunung Tampomas Sumedang, Warga Conggeang Belum Ditemukan