Launching Model Kelurahan Kebangsaan, Bupati Sumedang Ajak Warga Jaga Keutuhan NKRI
SUMEDANG, ruber.id — Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir me-launching Pembentukan Model Kelurahan Kebangsaan di Gedung Kesenian Pacuan Kuda, Kelurahan Kotakaler Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2019).
Launching dilaksanakan saat gerak jalan sehat dengan dihadiri pula oleh Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan, perwakilan unsur Forkopimda, para kepala OPD, camat, pimpinan BUMD.
BACA JUGA: Saat Upacara Sumpah Pemuda, Bupati Sumedang Lepas Peserta Jumbara PMR Tingkat Jabar
Hadir pula, jajaran pengurus Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Sumedang, Forkopimka Kecamatan Sumedang Utara, para kepala desa dan lurah se Kecamatn Sumedang Utara, Lurah Kotakaler beserta perangkat kelurahan.
Kemudian, ketua dan anggota LPM kelurahan, pimpinan Ormas, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda, serta warga Kelurahan Kotakaler.
Penampilan kesenian berupa seni calung dari Amor Grup serta Tari Jaipong dan Piring dari Sanggar Seni Sona Soni turut meramaikan acara.
Tidak ketinggalan, Warung Sawios yang menjajakan makanan gratis menjadi rebutan peserta gerak jalan ketika sampai di tempat finish.
Di akhir acara, Wakil Bupati beserta perwakilan Forkopimda turut mengundi doorprize bagi peserta gerak jalan dengan hadiah utama dua unit sepeda yang dimenangkan oleh warga Babakan Hurip dan warga Gang Lengkeng Kelurahan Kotakaler.
Dalam sambutannya saat melepas peserta gerak jalan, Bupati Dony Ahmad Munir mengajak warga Sumedang untuk bersyukur karena telah menjadi bagian NKRI yang aman dan damai.
Selain itu, kata Dony, penduduknya diberi kebebasan untuk beribadah sesuai kepercayaan masing-masing, bebas beraktivitas dan bekerja, bebas mengenyam pendidikan.
Serta kebebasan lainnya tanpa dikhawatirkan oleh berbagai ancaman yang mengganggu keselamatan.
Oleh karena itu, kata Dony, situasi kondusif yang ada ini harus disyukuri dengan menjaganya dan mempertahankannya.
“Mari kita jalankan konsensus bernegara kita yang telah ditetapkan oleh The Founding Fathers untuk hidup bersama dalam keberagaman dengan wadah NKRI, dengn dasar Pancasila dan UUD 1945, serta Bhineka Tunggal Ika,” jelas Dony.
Bupati juga mengingatkan bahwa syarat melaksanakan pembangunan adalah adanya kebersamaan, kerukunan, dan toleransi di antara seluruh unsur masyarakat yang ada.
“Sumedang bisa maju kalau seluruh pihak atau komponen hidup rukun dalam semangat kekeluargaan.”
“Kita bisa menjaga kebersamaan sesama anak bangsa kalau saling membantu, saling menghargai, dan bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita bersama,” kata Dony.
Melalui launching ini, Bupati Dony juga mengharapkan agar Kelurahan Kotakaler menjadi role model pembauran kebangsaan di tingkat kelurahan yang bisa dicontoh oleh desa dan kelurahan lainnya yang ada di Kabaupaten Sumedang.
Sementara itu, Wakil Bupati Erwan Setiawan berharap agar ke depannya kegiatan tersebut ditampilkan berbagai pertunjukkan seni dan budaya yang benar-benar mewakili etnis yang ada, tetapi oleh etnis yang berbeda.
“Nanti ke depannya, misalnya ditampilkan seni barongsai tapi yang mainnya bukan keturunan Tionghoa tetapi Arab. Kemudian Tari Jaipong yang mainnya dari keturunan Tionghoa atau seni-seni lainnya. Dengan begitu bisa kelihatan benar-benar pembaurannya,” tutur Et
Rwan.
Erwan menyebutkan, perbedaan suku bangsa, ras, dan budaya akan menjadi sebuah kekuatan nasional apabila dilandasi rasa saling percaya, saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Sehingga, lanjut Erwan, akan terbina keharmonisan dan kerukunan seluruh bangsa Indonesia.
“Sumedang sudah terkenal dengan keramahtamahannya dan keharmonisannya. Saya tidak ingin mendengar kata-kata yang rasis.”
“Tonjolkan kebersamaan, tinggalkan ego-ego kultural atau kedaerahan. Semoga kebersamaan ini tetap terjaga,” kata Erwan.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Rohayah Atang menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan implementasi dari Permendagri Nomor 34/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah.
Di mana, mengamanatkan agar pemerintah daerah melakukan pembinaan pembauran kebangsaan.
“Tujuannya adalah untuk menyatukan semua komponen bangsa walau sebenarnya kita sudah bersatu tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, dan etnis masing-masing,” ucap Rohayah.
Menurut Rohayah, alasan dipilih Kelurahan Kotakaler sebagai model kelurahan pembauran kebangsaan adalah karena kelurahan kotakaler penduduknya mempunyai latar belakang yang berbeda.
Mulai dari suku, agama, ras, dan antargolongan. Kelurahan Kotakaler juga dihuni masyarakat dari berbagai keturunan.
Mulai dari warga asli Sunda, Tionghoa, Arab, Jawa, Madura, Batak, Minang dan lainnya.
“Dan semua hidup rukun serta berdampingan, berbaur dalam setiap kegiatan,” ujar Rohayah. luvi