Ketika Kelompok Seni Tradisi asal Galunggung Tasik Unjuk Gigi

Lais Seni Tradisi Khas Galunggung Tasikmalaya
Kelompok Seni Jati Diri Nur Cahya Putra Galunggung pentaskan seni tradisi Lais yang sudah jarang ditampilkan. andy/ruber.id

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Kelompok seni tradisi asal Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya. Unjuk gigi dalam rangkain pelaksanaan Camper Van Jabar Ngahiji, Minggu (5/9/2021).

Kelompok seni yang unjuk gigi pada acara yang terpusat di wilayah Pasir Datar. Geopark Galunggung itu, yakni Kelompok Seni Jati Diri Nur Cahya Putra Galunggung.

Pada kesempatan ini, mereka unjuk kebolehan dengan mempertunjukkan beberapa tampilan seni tradisi.

Di antaranya, pencak silat, debus, dan seni tradisi khas Galunggung Tasikmalaya lainnya. Yang sudah jarang mentas, yakni Lais.

Seluruh pertunjukkan ini tersaji untuk menghibur para peserta CVI Jabar Ngahiji.

Abah Maman, ketua rombongan menuturkan, tampilan kesenian ini. Bukan hanya untuk sekadar menghibur peserta kemping.

Baca juga:  Atlet Panahan Kota Tasikmalaya Bidik Medali Emas di BK Porprov XIV

Tetapi, kata dia, sebagai jalan untuk melestarikan seni buhun. Yang telah ada sejak zaman nenek moyang.

“Seni tradisi seperti lais ini telah kami pelajari secara turun temurun. Tanpa ada rasa ingin pamer adu jajaten. Murni sebagai pertunjukkan saja,” kata Abah Maman.

Suguhan seni tradisi ini pun mendapat sambutan gembira dari peserta kemping.

Antusiasme para peserta CVI ini tergambar dengan begitu banyak saweran yang merek berikan.

Acara pertunjukkan yang berbeda dari seni pertunjukkan lainnya ini, mulai dengan menyuguhkan Rampak Ibing Pencak Silat.

Seni tradisi ini oleh 4 pesilat wanita, 3 pesilat laki-laki.

Kemudian, ibing tunggal yang satu orang pesilat laki-laki bawakan.

Selanjutnya, peserta juga terhibur dengan tampilan yang cukup menegangkan dengan hadirnya pertunjukan debus.

Baca juga:  Kedai Kopimiring Tasikmalaya, Tempat Ngopi yang Langka cuma di Sini!

Dalam penampilan debus ini, Abah Maman dan kawan-kawan menggunakan sejumlah media. Seperti golok, martil, pahat, bor listrik.

Rasa takut, rasa penasaran terlihat jelas dari setiap mimik wajah penonton yang melihat pertunjukkan ini.

Acara lebih semarak dengan iringan musik kendang, terompet (pencak). Bende (Goong Pencak Silat), dan beberapa nyanyian lagu-lagu khas Sunda. Sebagai bahan untuk mencairkan susana.

Tak Sedikit, peserta CVI ini hanyut dalam suasana, ngibing (berjoget bersama). Mengikuti irama musik yang tersaji.

Memukaunya Seni Tradisi Lais

Puncak pertunjukkan dalam CVI Jabar Ngahiji ini dengan suguhan pertunjukan seni tradisi Lais.

Seni akrobatik tradisional ini tampil dengan menggunakan seutas tali. Yang terbentang sekitar 10 meter.

Baca juga:  Lapak Kopi Bringkod Tasikmalaya, Ngopi Bareng Temen Sambil Menikmati Suasana Malam

Tali ini kemudian terikat pada dua bilah bambu setinggi 15 meter.

Seni tradisi Lais ini menambah semarak suasana di area Geopark Galunggung.

Peserta pun terkagum-kagum melihat atraksi demi atraksi yang Abah Maman dan kawan-kawan ini pentaskan.

“Dengan seringnya melibatkan dan menampilkannya pada acara-acara seperti ini, kesenian asli dari tanah Galunggung ini tetap lestari,” kata Abah Maman.

Penulis: Andy Kusmayadi/Editor: D-AM