Oksigen di RSUD Pandega Menipis, Harga Merangkak Naik

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Ketersediaan oksigen di RSUD Pandega Pangandaran menipis. Diprediksi stok yang dimiliki hanya cukup untuk sepekan ke depan, jika tak terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Pangandaran Yani Ahmad Marzuki mengatakan, sejak pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat Jawa-Bali pasokan oksigen mengalami kendala.

“Biasanya RSUD Pandega punya stok per 10 hari itu dikirim 5,6 ton. Pengiriman oksigen telat ini sejak 27 Juni kemarin. Belum diketahui secara pasti alasannya yang tepat,” kata Yani, Kamis (15/7/2021).

Sejak pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat, kebutuhan oksigen di rumah sakit ini kisaran 70-80 tabung/hari. Kendati begitu, kata Yani, bupati sudah komunikasi dengan Gubernur Jabar dan Susi Pudjiastuti.

Baca juga:  Bantuan COVID-19 Pusat Direcoki Oknum, Kemenag Pangandaran: Sediakan Buku Tamu dan Potret

“Pak bupati sudah minta bantuan untuk mempermudah mendapatkan oksigen. RSUD Pandega memiliki tangki dan mampu menampung oksigen 11 ton untuk 11.000 MeterĀ³,” tuturnya.

Harga Oksigen di Pangandaran Naik

Harga oksigen di Pangandaran meroket. Dari semula harga sekitar Rp120.000 belakangan terus naik hingga kini mencapai Rp250.000. Hal itu dikeluhkan oleh sejumlah puskesmas yang ada di Pangandaran.

“Saya menerima laporan dari puskesmas yang sempat mengalami kesulitan mendapatkan oksigen. Katanya stok di tingkat distributor habis. Sekarang stok ada, tapi harga jualnya jadi naik,” ujar Yani.

Yani juga membenarkan belakangan ini harga oksigen di Pangandaran terus merangkak naik. Sebelumnya Rp120.000, kemudian jadi Rp200.000, sekarang jadi Rp250.000.

Baca juga:  Dua Pekerja Migran Asal Pangandaran Meninggal di Malaysia

“Harga itu memang harga oksigen dari agen atau distributor swasta yang biasa menyuplai ke puskesmas di Pangandaran,” sebutnya. (R001/smf)