Bisa juga karena alergi, seperti rhinitis alergi atau demam, peningkatan dari kondisi kesehatan jangka panjang, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau bronkitis kronis. Atau bisa juga karena menghirup debu atau asap.
Pada kasus yang jarang terjadi, batuk akut bisa menjadi gejala awal dari kondisi kesehatan yang menyebabkan batuk kronis.
Sedangkan batuk kronis secara umum disebabkan infeksi saluran pernapasan jangka panjang, seperti bronkitis kronis.
Hanya saja, penyakit ini juga biasanya disertai gejala lain, seperti mengi, sesak napas, dan nyeri dada.
Penyebab lainnya adalag merokok dan bronkiektasis, yaitu kondisi di mana saluran udara paru-paru melebar secara tidak normal.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya mulai waspada ketika sudah merasakan gejala batuk.
Biasanya, gejala awal berupa gatal pada tenggorokan. Seringkali batuk juga disertai dengan radang sehingga membuat tenggorokan terasa sakit saat menelan.
Jika pergi ke dokter, biasanya dokter melakukan beberapa tes diagnostik, seperti rontgen dada dan mengambil sampel dahak untuk dianalisis di laboratorium. Hal itu untuk mengetahui penyebab batuk.
Kemungkinan, dokter juga akan melakukan tes spirometri, dengan meminta pengidap untuk bernapas dari tabung yang terpasang pada mesin.
Ini bermanfaat untuk membantu dokter menentukan apakah ada saluran udara yang mengalami obstruksi, seperti yang biasanya terjadi pada pengidap asma dan emfisema.
Jika Anda merasa batuk Anda ringan, tak perlu ke dokter. Cukup beristirahat dan banyak minum air putih.
Namun, Anda perlu ke dokter apabila batuk tak hilang lebih dari tiga minggu akibat infeksi virus atau bahkan bertambah parah.
Apalagi kalau batuk sudah disertai darah, kesulitan bernapas, sakit dada, penurunan berat badan tanpa alasan jelas, demam, atau terjadi pembengkakan dan muncul benjolan di leher. red
