Kasus Stunting di Pangandaran Dicegah dengan Gigi Emas

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Kasus stunting di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat masih menjadi tantangan bagi Pemkab, khususnya Dinas Kesehatan. Angka kemiskinan yang masih berada di kisaran angka 7%, menjadi salah satu pemicu.

Disamping minimnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana memberi asupan gizi yang seimbang bagi anak-anaknya.

Artinya kasus stunting di Pangandaran tak hanya terjadi di keluarga miskin saja. Anak orang kaya pun bisa mengalami stunting, jika orangtuanya tak cukup paham bagaimana memberi nutrisi seimbang bagi anak.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Pangandaran adalah dengan meluncurkan program yang dinamakan ‘Menyeting Gigi Emas’.

Kepala Puskesmas Padaherang Suryati adalah penggagas program tersebut. Menyeting Gigi Emas itu singkatan dari mencegah stunting dengan Gigi Emas.

Gigi Emas itu merupakan singkatan dari 5 program, yakni gerakan makan telur, instruktur ASI ekslusif, lumbung gizi desa, kelompok masyarakat peduli jamban dan alarm kelahiran.

Baca juga:  Pertama Kali Ikuti Verifikasi Kabupaten/Kota Sehat, Pangandaran Diperhitungkan

“Sengaja disingkat-singkat supaya mudah menyosialisasikannya kepada masyarakat. Sehingga ibu-ibu atau warga selalu ingat, bahwa kasus stunting di Pangandaran bisa ditekan,” kata Suryati belum lama ini.

Gerakan makan telur, digulirkan karena telur merupakan sumber protein yang murah meriah dan terjangkau oleh semua kalangan. Instruktur ASI eksklusif adalah program untuk para suami agar menjadi instruktur bagi istrinya agar mau menyusui selama 6 bulan.

Lumbung gizi desa adalah sebuah gerakan mengumpulkan donatur untuk memberikan makanan tambahan bagi anak gizi buruk dan stunting. Selain itu, masyarakat pun didorong untuk peduli menyediakan jamban yang bersih agar kesehatan sanitasi lingkungan terjaga.

Sejauh ini, kata Suryati, program Gigi Emas baru dilaksanakan di 9 desa yang ada di wilayah Puskesmas Padaherang. Tetapi kemarin semua Puskesmas di Pangandaran sudah sepakat untuk melaksanakan program serupa.

Baca juga:  Pemkab Pangandaran Percepat Penyusunan RPJMD 2021-2026

Penerapan program tersebut terbukti berhasil menekan kasus stunting di Pangandaran, khususnya Kecamatan Padaherang. Sebelumnya, ada 12 kasus stunting dan 19 kasus gizi buruk di Padaherang, setelah diluncurkan program itu kini kasus stunting tinggal 2, sedangkan gizi buruk nihil.

“Masalah stunting dan gizi buruk itu tantangan terbesarnya ada di upaya mempertahankan atau mencegah agar kasus tidak terjadi,” ujarnya.

Pemkab Apresiasi Inovasi Puskesmas Padaherang

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas Padaherang. Apalagi saat ini program itu sedang mendapat penilaian dari Kementerian Kesehatan pada ajang penilaian inovasi penanganan stunting di Indonesia.

“Saya yang melakukan paparan, program Menyeting Gigi Emas ini masuk nominasi 56 besar inovasi penanganan stunting di tingkat nasional,” kata Jeje.

Baca juga:  Wajib Tahu, Ini Pegawai Swasta yang Berhak Dapat THR di Pangandaran

Diakuinya, kasus stunting dan gizi buruk di Pangandaran masih menjadi agenda atau tantangan yang harus diselesaikan oleh Pemkab. Salah satu penyebabnya adalah kemiskinan, angka kemiskinan berada di angka 7%.

Jeje menuturkan, upaya menekan kemiskinan sebagian sudah dilakukan oleh Pemkab dengan cara menanggung semua kebutuhan dasar masyarakat miskin. Seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis dan memperbaiki rumah.

“Dengan upaya itu diharapkan masyarakat miskin kita menjadi mampu untuk memberi makanan bergizi bagi anak-anaknya. Supaya sehat dan cerdas, sehingga kasus stunting di Pangandaran bisa menurun bahkan dihilangkan,” tuturnya.

Untuk diketahui, stunting adalah kondisi anak dengan tinggi badan yang di bawah rata-rata atau kerdil. Sedangkan gizi buruk adalah berat badan yang kurang dari ideal. (R002)