Jadi Saksi Kerusuhan di Wamena, 8 Warga Sumedang Senang Bisa Kembali ke Kampung Halaman
SUMEDANG, ruber.id — Delapan warga asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat terdiri dari 7 orang dewasa dan seorang balita yang merantau di Wamena tiba di kampung halaman, Rabu (10/10/2019) malam.
Kedelapan warga Sumedang yang tinggal di sejumlah distrik di Wamena, Papua ini pulang paskaterjadi kerusuhan di Wamena.
BACA JUGA: Deklarasi Jadi Kabupaten Wisata, Pemkab Sumedang Komit Bangun Ekosistem Pariwisata
Kedatangan mereka disambut hangat Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan, Kepala Dinsos P3A Sumedang Agus Muslim, Ketua Baznas Sumedang H Ali Badjri dan sejumlah pejabat terkait lainnya di lingkungan Pemkab Sumedang di Gedung Negara, Rabu malam sekitar jam 23.00 WIB.
Salah seorang perantau asal Desa Mekarrahayu Kecamatan Sumedang Selatan Ridwansyah mengaku menjadi saksi bagaimana kerusuhan terjadi di Wamena.
“Tidak bisa digambarkan, kerusuhan di mana-mana. Alhamdulillah kami yang berasal dari Sumedang semuanya selamat berkat pertolongan Allah SWT melalui aparat TNI dan kepolisian di sana,” ucapnya, di Gedung Negara.
Ridwan mengaku, saat kerusuhan pecah, ia sempat bersembunyi di atap rumah untuk menghindari kerusuhan dan mereka sempat kelaparan selama 2 hari sebelum dievakuasi oleh aparat kepolisian di Wamena.
Selain itu, kata Ridwan, banyak pengungsi yang dilanda kelaparan, banyak pula warga yang tidak bisa kembali ke kota asalnya bahkan ingin pulang ke rumah pun tidak bisa, karena rumah mereka telah hancur.
“Ya sekarang bahagia sudah bisa kembali ke kampung halaman berkumpul kembali bersama keluarga.”
“Tapi bila nanti kondisinya sudah 100% aman, saya akan kembali ke sana, karena di sana tempat saya bekerja. Semoga nanti Wamena kembali aman, karena sebelumnya juga di sana kami hidup rukun,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan mengatakan, meskipun harus kehilangan harta benda mereka, dijarah dan lain sebagainya, semoga tidak membuat trauma berkepanjangan.
“Kami dari jajaran Pemkab Sumedang tentunya akan melakukan kordinasi serta memantau perkembangan fisikis mereka selama berada di Sumedang. Yang penting seluruh warga Sumedang sudah aman, selamat, dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga mereka di sini,” katanya.
Erwan mengaku prihatin atas peristiwa yang terjadi di Wamena dan berharap tanah Papua bisa kembali aman seperti sedia kala.
“Memang ini sudah menjadi pekerjaan mereka sebagai perantau, bila ingin kembali ke Wamena saya tidak melarang, asalkan harus melihat dulu situasi di sana karena nyawa dan keluarga lebih penting dari harta.”
“Harus sudah benar-benar aman dulu baru bisa kembali, kalau tidak nanti bisa kita upayakan carikan pekerjaan yang cocok di sini,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Baznas Sumedang H Ali Badjri mengatakan, prihatin atas apa yang terjadi di Wamena.
Baznas Sumedang, kata Ali, memberikan bantuan kepada delapan warga asal Sumedang yang menjadi korban kerusuhan di Wamena.
Bantuan itu, kata Ali, diberikan sebagai bekal bagi mereka selama tinggal di Sumedang. Di mana, Baznas Sumedang memberikan bekal Rp1 juta untuk satu orang.
“Warga Sumedang yang menjadi korban di Wamena ini kan pulang karena memang mereka tidak membawa apa-apa dari sana (Wamena). Untuk itu, Baznas Sumedang memberikan sedikit bantuan sebagai bekal bagi mereka,” ujarnya. agoeng