GAYAIN, ruber.id – Hubungan Antara Pola Makan dan Kesehatan Mental. Pasti Anda pernah mendengar istilah “Dalam Tubuh yang Kuat Terdapat Jiwa yang Sehat”. Ternyata, peribahasa ini dapat diartikan secara harfiah.
Dilansir dari National Geographic, makanan tidak hanya berperan bagi nutrisi fisik sehari-hari, makanan ternyata berpengaruh pula terhadap kesehatan mental pula.
Para peneliti nutrisi mendukung teori bahwa, memilih makanan yang baik dan menghindari yang buruk, dapat memperbaiki kesehatan mental pengonsumsinya.
Wolfgang Marx, wakil direktur dari Pusat Makanan dan Suasana Hati (FMC) di Universitas Deakin, Australia, menyatakan, pola makan berpengaruh bagi kesehatan jantung dan diabetes.
“Dan sekarang, kita tahu bahwa pola makan dapat berpengaruh terhadap fungsi otak, suasana hati, dan gangguan kesehatan mental,” ujar Marx. Yang juga menjabat sebagai Presiden Masyarakat International untuk Penelitian Psikiatri Nutrisi (ISNPR).
Marx menyebutkan, hubungan antara pola makan dan kesehatan mental saat ini tengah diteliti oleh ISNPR.
Ia menyatakan, bahwa makanan yang diolah berlebihan dan kurang nutrisi, dapat meningkatkan resiko depresi dan kecemasan bagi pengonsumsinya.
Penelitian yang dilaksanakan Marx tahun 2024 lalu menunjukkan bahwa, konsumsi yang banyak atas makanan olahan berlebih menyebabkan resiko yang lebih tinggi bagi kecemasan dan depresi.
Risiko ganggungan kecemasan meninggi sebesar 48 persen. Sementara, risiko depresi meninggi sebesar 22 persen.
Berbanding terbalik, penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang baik dapat memperbaiki kesehatan mental.
Contohnya, adalah penelitian yang diikuti oleh 7434 warga berumur dewasa pada tahun 2024, lalu.
Penelitian yang dilaksanakan oleh BioMed Central tersebut menunjukkan, warga yang rajin konsumsi kacang, sayur, buah, yogurt, susu, dan ikan memiliki tingkat stres lebih rendah.
Pengaruh Makanan Terhadap Suasana Hati
Pola makan, dapat menyebabkan atau mengurangi peradangan di tubuh serta otak.
Pola makan berpengaruh pula terhadap peradangan dan kemerosotan sistem saraf.
Beberapa jenis makanan dapat meningkatkan pula senyawa dopamin dan serotonin, penghubung saraf yang yang sangat mempengaruhi suasana hati seseorang.
“Microbioma berperan penting bagi kesehatan mental karena perut memproduksi 90 persen serotonin di dalam tubuh,” ujar psikiater dan pendiri Klinik Amen, Daniel Amen.
“Jika seseorang terdampak stres kronis, dipastikan terjadi ketidaksinambungan antara microbioma perut dan kerusakan fungsi usus,” ujar Caroline Wallace dari Universitas Ottawa.
“Kedua gejala tersebut menyebabkan peradangan dalam tubuh yang mengakibatkan masalah emosi dan perubahan kondisi mental,” tambah Wallace yang bekerja di Sekolah Sains Nutrisi dan Institut Penelitian Kesehatan Mental.
Makanan yang dikonsumsi pula berpengaruh terhadap BDNF, yaitu jenis protein yang berperan untuk tumbuh kembang dan perbaikan fungsi otak.
Seluruh faktor diatas menghasilkan efek kumulatif bagi suasana hati dan kesehatan mental.
Pilihan Makanan bagi Kesehatan Mental
Menurut Wallace, makanan yang perlu dipilih bukanlah obat bagi kesehatan mental.
Makanan disajikan sebagai suplemen tambahan agar kesehatan mental dapat terdukung selama perawatan.
Beberapa jenis makanan dapat mendukung kesehatan mental. Di antaranya adalah ikan dan makanan laut, makanan fermentasi, sayur dan buah, kacang, biji, rempah, serta cokelat hitam.
Jenis ikan konsumsi seperti salmon, sarden, dan tuna mengandung asam omega 3 yang dapat mencegah peradangan.
Ikan juga, memiliki banyak sumber protein demi memproduksi dopamin dan serotonin.
Makanan fermentasi seperti yogurt, kimchi, dan miso dapat mengisi perut dengan bakteri yang baik.
Jenis makanan ini, dapat menyeimbangkan jumlah bakteri agar tidak merubah suasana hati.
Sayur dan buah yang berwarna cerah memiliki banyak kandungan anti-oksidan yang dapat mengurangi tekanan tubuh dari efek radikal bebas dan melawan gejala depresi.
Kacang-kacangan seperti kacang panjang dan lentil adalah sumber vitamin B, mineral, anti-oksidan dan serat yang dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Biji-bijian seperti kacang kenari dan kacang mete adalah sumber lemak, protein, karbohidrat dan serat.
Biji-bijian, dapat menambah kandungan protein BNDF yang penting bagi otak.
Rempah-rempah seperti kayu manis dapat meninggikan kandungan gula darah. Sementara, kunyit dapat mengurangi peradangan.
Kayu manis dan kunyit, berkhasiat menambah jumlah protein BDNF.
Cokelat gelap mengandung anti-oksidan bernama polifenol yang dapat mengurangi kecapaian fisik serta mental dan menambah stamina bagi pengonsumsinya. ***