PANGANDARAN, ruber.id – Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat membudidayakan king cobia (kobia) di perairan laut Pantai Timur.
King kobia merupakan komoditas ikan laut yang sedang naik daun dan terus disosialisasikan kepada para pembudidaya di Pangandaran.
Pembudidayaan king kobia di Pangandaran telah berjalan sejak Februari 2020, kali ini merupakan panen pertama di tengah pandemi COVID-19.
Saat ini, hasil budidaya king kobia di Pangandaran tembus pasar ekspor ketiga negara, yakni Taiwan, Jepang dan Korea.
Plt Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) Pangandaran Bambang Suyudono mengatakan, pembudidayaan king kobia merupakan program dari Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).
“Ini program dari KKP yang bekerjasama dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung,” katanya di Pantai Timur Pangandaran, Minggu (14/6/2020).
Di Pangandaran, kata Bambang, program tersebut dimulai pada Februari 2020, saat ini para pembudidaya melakukan panen di tengah pandemi.
Tak hanya memiliki pasar yang mampu tembus ekspor, king kobia juga menjadi bahan baku tepung, kosmetik kecantikan dan minyak ikan.
Bambang menyebutkan, ada 10 unit keramba apung di perairan laut Pantai Timur, setiap satu unit memiliki 4 petak dengan daya tampung 1.000 ekor king kobia.
Dalam pengembangan king kobia termasuk mudah, kata Bambang, dari penaburan benih berukuran 2 Centimeter hingga panen itu hanya membutuhkan waktu 5 bulan.
“Ukuran layak panennya jika sudah memiliki bobot 3 Kilogram/ekor, untuk harga sekarang ini rata-rata Rp50.000/Kilogram,” sebutnya.
Bambang menerangkan, pembudidaya di Pangandaran memilih memberi pakan ikan rucah agar pertumbuhan king kobia itu cepat.
“Dari hasil panennya, mereka (pembudidaya) mampu mengirim sebanyak 5 hingga 10 ton dalam satu kali pengiriman,” terangnya. (R001/smf)