Gropyokan, Cara Ampuh Petani di Jawa Tengah Basmi Hama Tikus

JAWA TENGAH, ruber.id – Petani di Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Boyolali, Jawa Tengah mengaku resah dengan serangan hama tikus.

Dalam beberapa hari terakhir, serangan hama tikus di persawahan ini terus terjadi.

Karena kesal, para petani di Boyolali, melakukan pemberantasan hama tikus dengan cara gropyokan (teknik berburu).

Salah seorang petani Mulyadi, 52, menyebutkan, dalam gropyokan ini, para petani dibagi menjadi sejumlah kelompok dan melakukan gropyokan secara bergiliran.

Mereka, membongkar sarang tikus di pematang dan di pinggir jalan.

Jika lubang sulit dibongkar, maka lubang dikucuri air hingga tikus di dalamnya keluar.

Alhasil, tikus pun mudah ditangkap. Dan kurun waktu dua hari, ratusan ekor tikus berhasil ditangkap.

Baca juga:  Salat Idul Adha di Rumah, Pembagian Daging Kurban Diantar ke Tiap Warga Purworejo

Setelah tertangkap, ratusan tikus ini dimusnahkan dan dikubur ke dalam tanah.

Tujuannya, agar bangkai tikus tidak menyebarkan bau menyengat yang bisa mengganggu warga.

Selain itu, ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya penyakit akibat dari bangkai tikus.

“Gropyokan tikus ini menyenangkan, karena dapat memusnahkan hama yang mengganggu tanaman padi kami,” ujarnya di sela gropyokan, Senin (10/2/2020).

Para petani, kata Mulyadi, jengkel dengan maraknya hama tikus.

Sebab, hewan pengerat ini terus menyerang tanaman padi milik petani di desanya.

“Berbagai upaya pemberantasan telah dilakukan. Sayang, hasilnya tidak memuaskan.”

“Ada yang dipasang umpan dengan diberi bubuk racun tikus, tapi cara ini tidak mempan.”

“Banyak juga petani sini yang gagal panen dan menderita kerugian,” ujar dia.

Baca juga:  Warga Petahunan Girang, Bukit Watu Kumpul Banyumas Jadi Lokasi Paralayang

Perangkat Desa Guwokajen Kecamatan Sawit Sidik Pramono
menambahkan, areal padi yang diserang hama tikus mencapai 50 hektare.

Bahkan, kata Sidik, sebagian petani akhirnya memilih membiarkan lahannya tidak ditanami padi.

“Luasnya sekitar 15% dari total lahan yang diserang hama tikus,” jelasnya.

Untuk itu, kata Sidik, pihaknya mengajak para petani melakukan gropyokan rutin selama seminggu ke depan.

Caranya, lanjut Sidik, dengan membagi petani dalam sejumlah kelompok, yang bergerak sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Pada hari pertama, kami berhasil menangkap 180 ekor tikus, lalu hari keduanya 80 ekor.”

“Jika serangan hama tidak mereda, masa gropyokan akan kami perpanjang,” ujarnya. (R008/Jolar)

Baca berita lainnya: Dua Desa di Boyolali Tercepat Pencairan DD di Jawa Tengah