Bahkan, jika pun stoknya tersedia, harga gas si melon dalam sepekan terakhir ini menembus angka Rp30.000/tabung.
BACA JUGA: Asap Panas Berbau Gas Hebohkan Warga Tomo, BPBD Sumedang Lapor ke PVMBG Bandung
Akibat langka dan mahalnya harga gas untuk masyarakat miskin ini, warga di Kabupaten Garut mulai menjerit.
Mendapat keluhan dari masyarakat, ruber.id mencoba menelusuri harga di sekitar Pasar Andirjaya, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.
“Harga gas 3 Kg sekarang Rp30.000/tabung, tapi gasnya lagi kosong,” kata pemilik warung di sekitar Pasar Andirjaya kepada ruber.id, Ahad (15/9/2019).
Selain di pasar tersebut, harga si melon di sejumlah pengecer di Desa Mekarsari, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut juga sama.
Kondisi ini dikeluhkan Nunung, 23, warga setempat yang mengaku sulit mendapatkan gas elpiji dengan harga normal.
Paling murah, kata Nunung, harga si melon di wilayah desanya saat Rp27.000/tabung.
“Kalau di warung sini harganya Rp27.000. Tapi katanya, kalau di tempat lain mencapai Rp30.000,” ujar Nunung.
Menurut Nunung, kenaikkan harga gas bersubsidi untuk rakyat miskin ini mulai terjadi sejak sepekan terakhir.
Kenaikkan gas melon ini juga sempat dikeluhkan warga Kabupaten Garut di media sosial Gacebook. Warga mengeluh dengan kenaikan gas bersubsidi yang kelewat mahal dan tak terjangkau.
BACA JUGA: Keren! Setia Gunakan Elpiji Nonsubsidi, RM Linggar Sari Ciamis Diganjar Isi Ulang Gratis Bright Gas 5.5 Kg Setahun Penuh
Warga berharap, Pemkab Garut turun tangan ke lapangan dan dapat mengendalikan harga kembali pada Harga Eceran Tertinggi (HET) di kisaran Rp16.500/tabung.
“Iya kami berharap Pemkab Garut segera turun tangan. Jangan sampai kami dibikin susah terus seperti ini, minimal gas 3 Kg tidak sulit dicari dan harganya tidak terlampau jauh dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah,” kata Nunung. fey
