GARUT  

Direktur Bumi Desa Sejahtera: Kadin Garut Harus Mampu Mendorong Pertumbuhan UMKM sebagai Ekonomi Produktif

Direktur Bumi Desa Sejahtera: Kadin Garut Harus Mampu Mendorong Pertumbuhan UMKM sebagai Ekonomi Produktif

GARUT, ruber.id — Euforia dalam menyambut Musyawarah Kabupaten (Muskab) Kadin Kabupaten Garut, Jawa Barat begitu luar biasa.

Banyak kalangan pengusaha yang menaruh harapan besar pada pengurus baru Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Garut ini ke depan.

Direktur PT Bumi Desa Sejahtera Evi Hartaz Alvian memandang, Kadin Garut harus mampu membawa perubahan terhadap iklim UMKM di Garut.

Masyakarakat Garut, kata Evi, sangat mengharapkan akar ekonomi, termasuk UMKM bisa tumbuh melalui rencana kerja ketua terpilih ke depan.

“Tetapi di balik itu, ada proses panjang, sehingga akhirnya muncul wajah baru, sekaligus memunculkan harapan baru,” katanya kepada ruber.id, Jumat (17/1/2020).

Kadin, kata Evu, merupakan satu-satunya organisasi pengusaha yang dibentuk berdasarkan Undang-undang dan memiliki AD/ART yang dikukuhkan melalui Keputusan Presiden (Kepres).

Baca juga:  Workshop Bisnis bjb PESATkan UMKM di Palembang, Yuk Ikutan!

Evi menyebutkan, ada 10 tugas pokok Kadin. Di antaranya, memberdayakan organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha.

Mendorong tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan dan wirausaha baru.

Serta, mengembangkan bisnis, baik yang memiliki lingkup nasional, regional, maupun internasional.

Oleh karena itu, kata Evi, pengurus Kadin memiliki peranan penting memajukan dunia usaha maupun jalannya organisasi itu sendiri.

Jalannya organisasi Kadin, dan perannya dalam melaksanakan tugas pokoknya secara langsung, akan ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Dari sejumlah indikator, Garut masih termasuk Kabupaten tertinggal. Di mana, ranking IPM ke 25 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.

Pendapatan perkapita Rp20.000/orang, PDRB Nasional Rp56 juta, sedangkan PDRB Garut rata-rata Rp13 juta/tahun. Ini, jauh sekali dan membuat ia prihatin dengan pertumbuhannya.

Baca juga:  MOB Terhempas di Pelabuhan Cibako, Warga Garut Tenggelam

Apalagi, lanjut Evi, jika melihat mayoritas warga Garut yang masih berpendidikan sangat rendah.

Di mana dari total penduduk 2.4 juta, bisa dibagi jumlah penduduk tidak sekolah 471.161 orang, tidak tamat SD 227.927 orang, tamatan SD 789.830.

Dengan jumlah sarjana muda 13.765, Diploma IV atau strata I sebanyak 41.080, strata II sekitar 2.469 orang, dan strata III hanya 169 orang.

Selain itu, angka kemiskinan masih di atas 8% yakni 9.27 %, dari jumlah penduduk Garut atau sekitar 250.000 orang dengan penghasilan rata-rata Rp1.5 juta/bulan.

Evi menilai, rendahnya pertumbuhan ekonomi Garut, salah satunya disebabkan oleh minimnya usaha produktif yang memberi nilai tambah.

Para pengusaha di Garut, kata Evi, masih berorientasi pada dana pemerintah.

Baca juga:  Korem 062/Tarumanagara dan Diskominfo Garut Ajak Warga Cerdas Bermedia Sosial

Sehingga, hanya berkutat pada usaha-usaha kegiatan konstruksi saja.

Dalam hal inilah, kata Evi, Kadin Garut harus mengambil peran. Terutama, dalam mendorong lahirnya usaha-usaha baru di Garut dan mencetak dalam setahun setidaknya 250-500 entrepreneur muda.

Lahirnya para pengusaha muda akan jadi penerus kesuksesan para saudagar atau pengusaha Garut di masa refomasi ini. Harapan ini muncul seiring dengan terpilihnya pimpinan baru Kadin Garut.

“Jadi saya ucapkan selamat atas kepengurusan baru Kadin Garut,” ujar Evi ketika di Kantor Sekretariat (IWO) Kabupaten Garut, di Jalan Otista, Kecamatan Tarogong Kidul. (R010/Fey)

Baca berita lainnya: Jangan Hanya Jadi Rumah Pemborong, Pengurus Baru Kadin Garut Diminta Akomodasi Semua Pelaku Usaha