Demokrasi Jelang Pilkada 2020 di Mata Masyarakat Pangandaran

Img
DARSO, warga Pangandaran, mantan aktivis 1990. syam/ruber.id

PANGANDARAN, ruber.id – Kontestasi Pilkada 2020 di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menjadi perhatian berbagai kalangan.

Salah satu mantan aktivis 1990-an Darso, 55, mengatakan, keran demokrasi jelang Pilkada 2020 di Pangandaran harus dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

“Ada nuansa yang berbeda dari tiap momentum pemilihan umum di Indonesia.”

“Masyarakat, kadang terbawa arus pragmatis, dampak dari perilaku oknum yang tidak bertanggungjawab dan mencederai demokrasi,” kata Darso kepada ruber.id, Rabu (6/2/2020) malam.

Darso menyebutkan, ia pernah menerima sebuah ajaran yang mengatakan bahwa partai politik merupakan alat perjuangan bangsa.

Dari ajaran ini pula, Darso tertarik untuk menjadi salah satu kader partai politik.

Akan tetapi, kata Darso, perjuangan selama berkiprah di partai politik mengalami pasang surut.

Baca juga:  Panglima Djoeang Jabar IX: Saya Yakin Survei Prabowo di Sumedang Lebih Unggul

“Saya pertama kali menjadi pemilih pada tahun 1987 dan menjadi simpatisan salah satu partai politik pada tahun 1982,” ucapnya.

Darso menjelaskan, di masa orde baru, kebebasan berpolitik sangat dibatasi dan hak demokrasi dibungkam.

Bahkan, kata Darso, di masa orde baru itu, penguasa bisa dengan mudah memecah belah partai politik.

Sehingga, kata Darso, banyak melahirkan praktisi politik yang tidak memiliki integritas.

“Saya soroti kelemahan dalam demokrasi hari ini yakni, lemahnya pendidikan politik dan pendidikan demokrasi di tengah warga,” jelas Darso.

Jadi, kata Darso, saat ini banyak partai politik, tetapi pendidikan politik dan pendidikan demokrasi ke warga masih lemah.

“Lemahnya pendidikan demokrasi ke masyarakat berdampak pada lunturnya ideologi dan idealisme. Sehingga, ajaran politik cenderung pragmatis,” ucap Darso.

Baca juga:  Aktivis dan Mahasiswa Bisa Jadi Penyelenggara Pemilu

Namun, kata Darso, ia masih memiliki harapan dan keyakinan bahwa tatanan demokrasi saat ini akan dapat diperbaiki.

Hal ini, lanjut Darso, jika melihat figur calon pemimpin di tiap momentum pemilihan umum.

“Apabila ideologi yang diajarkan di partai politik sudah mulai luntur, maka pola pikir masyarakat akan bergeser pada pilihan sosok figur,” terangnya.

Darso berharap, jelang Pilkada Pangandaran 2020, warga dapat menjadi bagian penuh, dalam pelaksanaan demokrasi secara objektif.

“Dengan pelaksanaan demokrasi yang benar ini pula, maka akan meciptakan hasil yang baik,” ujar Darso. (R001/Syam)

Baca berita lainnya: Cita-cita Belum Terwujud, Ketua Presidium Pemekaran Pangandaran Siap Bertarung di Pilkada 2020