Rudy menjelaskan, setelah mendapatkan data akurat, pemerintah daerah akan menentukan tindaklanjut dalam penanganan stunting.
Seperti salah satunya yaitu perbaikan rumah bagi masyarakat yang memiliki anak penyandang stunting.
“Memperbaiki struktur ekonomi keluarganya, terutama masalah ekonomi dulu. Setelah itu, masalah segi kesehatannya PIS PK-nya (Program Indonesia Sehat Berbasis Keluarga) dioptimalkan,” sebutnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut Yayan Waryana menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia yang memiliki produktifitas serta daya saing yang tinggi.
“Untuk mewujudkan keluarga-keluarga muda yang berkualitas. Sebagai kunci Indonesia emas yang akan melahirkan generasi-generasi emas di tahun 2045 yang berdaulat maju, adil, dan makmur,” ucap Yayan, yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stuning (TPPS).
Kegiatan penimbangan serta pencarian balita stunting ini, akan berlangsung secara serempak selama satu bulan penuh. Dengan melibatkan 33 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Garut.
Melibatkan pula 42 kecamatan dan lintas sektor kecamatan, 442 desa dan kelurahan, 67 Puskesmas, serta beberapa pihak dan kader lainnya.
“Di mana dari masing-masing kader ini melakukan deteksi dini faktor-faktor yang beresiko stunting secara spesifik dan sensitif. Lalu keduanya, melakukan pendampingan dan surveilans. Yaitu melakukan penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan, dan pendampingan bagi bantuan sosial,” kata Yayan.
Puskesmas dan Posyandu Fokus Cari Balita Stunting di Garut
Hal yang sama diutarakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, dr. Maskut Farid.
Di mana, mulai hari ini, pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh puskesmas juga posyandu beserta kader untuk mencari balita stunting. Dengan data yang lebih akurat dan lebih valid.
Maskut menyebutkan, data yang lebih akurat tersebut nantinya akan digunakan untuk melihat bayi tersebut berdasarkan by name by adress.
Pihaknya, juga akan mengadakan intervensi berupa Pemberian Makanan Tambah (PMT).
“Nanti akhirnya di bulan Desember, kita akan ada gerakan lagi untuk memastikan bahwa stunting yang saat ini terdata by name by address-nya, sudah berubah menjadi tidak stunting. Itu harapan kami,” ucapnya.
Untuk suksesnya gerakan ini, pihaknya juga telah bekerjasama dengan Forum Kabupaten Garut Sehat. Yakni dengan memproduksi video terkait stunting untuk mengajak generasi milenial lebih waspada terhadap stunting.
“Kami juga usahakan nanti video berupa edukasi kepada masyarakat, supaya tidak ada stunting-stunting baru.”
“Sehingga, program-program tindakan spesifik di Dinkes ini bisa berjalan dengan baik. Dan padq akhirnya, mudah-mudahan tidak ada stunting baru yang timbul di Garut,” ucapnya.