GAYAIN, ruber.id – Tertawa, adalah respons emosi yang baik bagi kita semua. Dengan menertawakan sesuatu, kita melihat suatu objek atau kejadian dengan ringan dan positif.
Walau kadang objeknya tidak begitu penting, namun reaksi tertawa kita adalah faktor yang lebih signifikan.
Tertawa, memang dapat memperbaiki suasana hati kita.
Dilansir dari National Geographic, tertawa adalah satu mekanisme penanggulangan emosi atas sesuatu.
Bahkan, ironi dari satu hal bisa kita kendalikan melalui tertawa.
“Tertawa dapat merilis endorfin dari otak kita,” ujar Michael Miller, Kepala Direktur dari Pusat Pencegahan Penyakit Jantung di Universitas Pusat Medis Maryland di Baltimore, AS.
Endorfin, adalah hormon yang menyambungkan saraf kebahagiaan dan mengaktifkan reseptor dari permukaan endothelium, yang berupa sel pelapis pembuluh darah.
Proses tersebut, dapat merilis pula oksida nitrat yang berguna agar pembuluh darah ukurannya melebar.
Dengan melebarnya pembuluh, berarti aliran darah lebih lancar, mencegah peradangan dan penggumpalan trombosit, serta memecah formasi kolesterol.
Penelitian Reaksi Tubuh saat Tertawa
Penelitian Miller pada tahun 2005 lalu, mengikutsertakan 20 sukarelawan yang diminta agar menonton film komedi lucu atau film drama menyedihkan.
Setelah film drama sedih, aliran darah justru menyempit bagi 14 sukarelawan.
Sementara, setelah film komedi lucu, rata-rata aliran darah justru naik 22 persen.
“Tawa yang terbaik adalah yang membuat mata anda basah,” ujar Miller.
Miller sempat merilis buku “Menyembuhkan Jantungmu: Resep Emosi Positif demi Mencegah dan Membalikkan Penyakit Jantung” pada bulan September 2014, lalu.
Dalam buku tersebut, Miller menyatakan bahwa 30 menit olahraga dalam tiga hari seminggu adalah resep kesehatan jantung.
Resep lainnya, adalah 15 menit tertawa setiap harinya.
Kepala Direktur Universitas Keperawatan di Western Kentucky, Mary Bennet menyatakan, seseorang yang tertawa dapat meninggikan aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Studi yang dirilis 2003 lalu dengan melibatkan 33 wanita sehat menunjukkan seseorang yang tertawa lepas (terbahak-bahak) dapat meninggikan sistem alami anti penyakit mereka.
Satu penelitian di Jepang tahun 2005 lalu, menunjukkan bahwa tertawa dapat meninggikan faktor anti peradangan bagi pasien yang terjangkit penyakit radang sendi otot.
Tertawa sebagai Mekanisme Penanggulangan Emosi
“Humor seringkali muncul sebagai respon dari emosi transisi, rasa sakit, dan tragedi,” ujar Mary Kay Morison, pendiri Akademi Humor dari Asosiasi Terapan Terapi Humor.
“Humor berjasa sebagai respon penanggulangan emosi atas masalah sulit yang dialami oleh anak,” ujar Morrison, yang juga menulis buku berjudul Memaksimalkan Hidup.
“Banyak orang dewasa sempat mengandalkan rasa humor demi meringankan jiwa saat masih kecil, dan meningkatnya beban hidup bagi mereka,” tambah Morrison.
Penelitian menunjukkan bahwa tertawa mirip sekali dengan kegiatan berolahraga.
Dengan tertawa atau olahraga yang baik, hati dan emosi pun ikut tenang, santai dan kalem.
Tetapi hal tersebut bukan hanya perasaan saja. Studi lain menunjukkan bahwa humor dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
Pindaian otak pada bagian korteks serebral, menunjukkan bahwa humor menginspirasi kemampuan kreativitas dan berpikir kritis.
“Humor adalah elemen penting bagi perkembangan otak, baik bagi anak-anak atau dewasa,” ujar Morrison.
Humor dapat menjadi mekanisme pertahanan bagi tubuh kita dalam menghadapi banyak cobaan.
Tertawa saat sedang stres adalah satu cara agar kita dapat mengelola kesehatan emosi kita.
Morrison menambahkan pula, bahwa kemampuan untuk melihat humor (alias ironi) dari situasi yang jelek adalah kemampuan yang baik bagi anak maupun dewasa.
Kemampuan melihat ironi dapat dipakai saat menghadapi banyak cobaan mental.
Contohnya adalah saat depresi, kesepian, dan marah bagi anak hingga dewasa. ***