BERITA SUMEDANG, ruber.id – Angka kemiskinan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat naik tajam sejak pandemi Covid-19. Kenaikkannya melebihi angka nasional.
Dari data yang rilis oleh situs resmi Pemkab Sumedang melalui sumedangkab[dot]go[dot]id, data angka kemiskinan Sumedang lebih tinggi dari data tingkat provinsi maupun tingkat nasional.
“Dengan asumsi jumlah penduduk pada tahun 2019 yakni 1.152.000 orang. Maka jumlah penduduk miskin mencapai sekitar 104.000 orang.”
“Kemudian pada tahun 2020, dengan asumsi jumlah penduduk 1.154.000 orang. Maka, jumlah penduduk miskin mencapai 118.000 orang. Atau naik sekitar 14.000 orang dari tahun 2019,” tulis situs resmi Pemkab Sumedang.
Padahal, sebelum pandemi Covid-19, angka kemiskinan ini turun turun 0,71%, pada 2019.
Bahkan, penurunan angka kemiskinan di tingkat nasional adalah 0,41%, pada tahun yang sama.
Begitu juga dengan penurunan kemiskinan di tingkat provinsi yang hanya 0,54%.
Namun, angka penurunan kemiskinan ini kini terganti dengan angka kenaikan kemiskinan.
“(Angka kemiskinan) ini meningkat sebesar 1,12%. Sedangkan nasional 0,37%, dan provinsi sebesar 0,97%,” kutip ruber.id dari situs Pemkab Sumedang.
Ada pun, penyebab naiknya angka kemiskinan ini karena sempitnya kesempatan bekerja.
Jika orang berusia angkatan kerja di Sumedang ada 637.668 orang. Maka, sebanyak 34% atau 214.206 orang berhenti bekerja akibat terdampak pandemi.
Bupati Sumedang: Kami Terus Berupaya Turunkan Angka Kemiskinan
Menanggapi hal ini, Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengatakan angka kemiskinan Sumedang memang mengalami kenaikan pasca-pandemi Covid-19 melanda.
“Sempat turun. Bahkan turunnya terjadi paling lama, dalam sejarah Sumedang.”
“Tapi karena pandemi,angka kemiskinan naik lagi melebihi nasional,” jelasnya saat kunjungan kerja di Kecamatan Cimanggung, belum lama ini.
Dony menjelaskan, pemerintah daerah terus berupaya untuk kembali menurunkan angka kemiskinan ini.
Penulis/Editor: R003