Angka Kemiskinan di Pangandaran Diklaim Turun, Tapi Datanya Belum Divalidasi

PANGANDARAN, ruber — Selama tiga tahun terakhir, angka kemiskinan di Kabupaten Pangandaran secara data makro (besar) diklaim mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Ciamis Pangandaran Nevi Hendri mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, angka kemiskinan di Pangandaran secara makro turun dari 10% menjadi 8%.

Namun, kata Nevi, validasi dan verifikasi data kemiskinan mikronya harus ditingkatkan.

Terutama, kata dia, by name by adress, karena BPS hanya mendata secara makro saja.

“Kalau sudah dibenahi di tingkat mikro, saya yakin tidak ada lagi perbedaan pada data dan realitas di lapangan,” katanya kepada ruber di Pangandaran.

Jika data kemsikinan mikro di Pangandaran sudah rapi, kata Nevi, pemerintah kabupaten akan mudah untuk mengentaskan kemiskinan.

Baca juga:  Pemkab Hibahkan 41 Unit Motor Bekas ke Kelompok Becak di Pangandaran

“Katanya, Pak bupati juga sudah mengarahkan kepada Tim Koordinasi Penanggulangan Kemsikinan Daerah (TKPKD) untuk membenahi data kemiskinan terbaru,” ujarnya.

Nevi menuturkan, indikator untuk menentukan tingkat kemiskinan secara makro dilihat dari garis kemiskinan, makanan, dan nonmakanan.

“Untuk garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dengan 2.100 kilo kalori/kapita.”

“Sementara, indikator penentuan kemiskinan mikro ada variabel multifungsi dimulai dari aspek demografi, fasilitas, aset, dan pendidikan,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menambahkan, pihaknya akan mulai merapikan data kemiskinan mikro agar sasarannya tepat.

“Kalau masalah pendidikan sudah merata, sekarang kami akan memperbaiki soal data penerima manfaat pelayanan kesehatan, baik dari BPJS maupun Kertawaluya,” tambahnya. dede ihsan

Baca juga:  Kelompok Milenial Peduli Terhadap Masa Depan Pangandaran
Foto: RAPAT koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah Kabupaten Pangandaran. dede/ruang berita