OPINION, ruber.id – Adakah Keterkaitan antara Usaha dan Rezeki?. Bila kita mengamati definisi tentang rezeki, kita dapati adanya kesalahpahaman yang berkembang di tengah-tengah kita.
Bahwa, usaha adalah sebab diperolehnya rezeki, dan ini merupakan asumsi yang keliru.
Kita bisa menyaksikan sendiri, orang yang berusaha mencari rezeki, namun ia gagal memperoleh rezeki tersebut.
Begitu pula, kita sering menyaksikan orang yang memperoleh rezeki tanpa mengeluarkan usaha dan jerih payah apapun. Melainkan, rezeki itu datang kepadanya dengan cara yang tidak terduga.
Bukan Sebab Rezeki
Usaha bukanlah sebab diperolehnya rezeki, karena adanya sebab pasti disertai akibat.
Kita, bisa menyaksikan ada orang yang diberi rezeki tanpa proses ikhtiar.
Maka, ini berarti menegaskan bahwa usaha bukan sebab diperolehnya rezeki. Melainkan, semata merupakan kondisi (al-hal), yang kadang dari sana diperoleh rezeki, dan kadang meleset.
Oleh karena itu, sesungguhnya rezeki itu merupakan kekuasaan Allah SWT yang berjalan berdasarkan hikmah yang nyata, yang kita tidak pernah bisa memahaminya.
Sehingga, kita sering kali melihat rezeki tidak kita peroleh melalui usaha kita, juga tidak bisa dicabut dari kita karena kemauan kita.
Karena, kita bisa melihat kondisi, di mana usaha di sana tidak bisa mendatangkan rezeki.
Hal itu harus kita pahami, di sana ada kekuatan di luar kondisi tersebut yang amat berperan terhadap rezeki.
Kekuatan tersebut, bisa dipahami keberadaannya melalui tanda-tandanya. Sebagaimana memahami adanya Allah SWT, melalui keberadaan makhluk-Nya.
Rezeki, Kuasa Allah
Orang yang merasakan aturan Allah, berkaitan dengan sebab-sebab rezeki yang misteri tentu lebih besar ketimbang hal-hal yang bersifat transparan bagi makhluk tersebut.
Bahkan, kedalaman rezeki itu pun merupakan sesuatu yang tak terhitung lagi.
Aliran-alirannya pun, tak bisa diketahui. Itu semata karena fenomena rezeki tersebut ada di muka bumi, sedangkan sebabnya berada di langit.
Allah SWT berfirman: “Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.
Maka, demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.” (TQS. Adz-Dzariyat: 22-23).
Ayat ini, menguatkan bahwa rezeki tersebut di tangan Allah SWT.
Maka, jelaslah bagi kita, sebuah pemaparan beberapa realita tersebut.
Yaitu, bahwa usaha tidak selalu identik dengan rezeki, dan usaha tidak akan menghasilkan rezeki.
Dengan demikian, ia bukan merupakan sebab, meski ia diperintahkan, namun usaha tersebut tidak akan menambah kuantitas rezeki.
Namun, itu bukan berarti tidak perlu usaha, melainkan yang dimaksud adalah menerima ‘kadar’ yang diberikan.
“Ketahuilah, bahwa semuanya berjalan mengikuti apa yang diciptakan-Nya.”
Salah seorang ulama mengatakan: “Anda jangan disibukkan oleh jaminan rezeki Anda melainkan usaha yang diwajibkan kepada Anda.”
Sehingga, Anda memusnahkan urusan akhirat, dan Anda pun tidak pernah memperoleh urusan dunia Anda. Kecuali, apa yang telah ditetapkan Allah kepada Anda.” [At-Tauhid Wa Tawakkul, hal. 17]. Wallahu a’lam bishshawab.