BERITA NASIONAL, ruber.id – Gempa bumi tektonik dengan magnitudo M6,0 mengguncang wilayah Kabupaten Poso dan sekitarnya pada Minggu, 17 Agustus 2025, pukul 05.38 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan episenter gempa berada di laut, sekitar 12 kilometer utara Kota Poso, pada kedalaman 10 kilometer.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa tersebut termasuk dangkal dan dipicu oleh aktivitas Sesar Tokararu dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
“BMKG memastikan, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” jelas Daryono melalui rilis yang diterima ruber.id, Minggu.
Guncangan Meluas
Daryono menyebutkan, getaran kuat dirasakan masyarakat di Kota Poso pada skala V–VI MMI.
Hal ini, membuat banyak warga berhamburan keluar rumah.
Dampak guncangan juga dirasakan di Luwu Timur, Mamuju, Majene, Palopo, hingga Wajo dengan intensitas III–IV MMI.
Sejumlah warga melaporkan dinding rumah retak serta perabotan pecah akibat gempa.
“Hingga pukul 06.43 WIB, BMKG mencatat sedikitnya lima gempa susulan dengan magnitudo terbesar M3,2,” ungkap Daryono.
Korban dan Kerusakan
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan hasil kaji cepat hingga pukul 12.00 WIB mencatat 32 orang mengalami luka-luka.
Dari jumlah itu, 16 orang dirawat di RSUD Poso, termasuk dua orang dalam kondisi kritis.
Enam warga dirawat di Puskesmas Tokorondo, sementara sepuluh lainnya mengalami luka ringan.
“Hingga kini, belum ada laporan korban meninggal dunia,” ucap Muhari.
Selain korban jiwa, sejumlah fasilitas juga mengalami kerusakan, meliputi:
- 4 unit rumah rusak berat
- 33 unit rumah rusak ringan
- 1 gedung SDN 1 Tangkura rusak
- 3 rumah ibadah (Gereja Jemaat Elim Desa Masani, Gereja Gloria, dan GPDL Mahnaim) mengalami kerusakan.
“Kerusakan dilaporkan tersebar di beberapa desa, antara lain Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, Lape, dan Bega,” kata Muhari.
Respons Pemerintah
BPBD Kabupaten Poso, bersama aparat setempat masih melakukan pendataan serta penanganan darurat di lokasi terdampak.
Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan masyarakat mencakup tenda, terpal, lampu penerangan, selimut, makanan siap saji, perlengkapan bayi, obat-obatan, hingga kendaraan operasional.
“BNPB telah mengirimkan tim dari Direktorat Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD) untuk memberikan bantuan pendampingan, kaji cepat, manajemen posko, hingga dukungan logistik,” jelas Muhari.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, memerintahkan percepatan penanganan darurat agar kebutuhan para pengungsi segera terpenuhi.
Imbauan kepada Masyarakat
BMKG dan BNPB mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.
Selain itu, jangan mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan memastikan kondisi rumah aman sebelum kembali ditempati. ***