twads.gg

5 Warisan Budaya Dunia Tak Berwujud, Salah Satunya Jamu asal Indonesia

5 Warisan Budaya Dunia Tak Berwujud
Foto ilustrasi from Pixabay

KOPI PAGI, ruber.id – Organisasi Edukasi, Sains, dan Budaya PBB (UNESCO) dikenal sebagai pelindung bagi arsitektur, alam dan bentuk seni di seluruh dunia.

Namun, UNESCO melindungi pula banyak warisan budaya di dunia yang terkait untuk merawat kesehatan, yang menjadi bagian dari Warisan Budaya Tak Berwujud.

Dilansir dari National Geographic, daftar UNESCO ini bertujuan agar dapat melindungi budaya, ritual, festival, bahasa serta musik yang ada di seluruh dunia, dan Jamu dari Indonesia termasuk di antaranya.

Jamu di Indonesia

Jamu sangat dikenal di Indonesia, sebagai minuman herbal yang menyehatkan.

Ternyata, jamu ini terukir di kuil Borobodur yang telah berumur 1200 tahun.

Ukiran kuno ini, menggambarkan jamu yang merupakan hasil racikan antara jahe, jeruk limau, kunyit, dan asam jawa.

Biasanya, racikan herbal ini diberikan kepada orang sakit agar cepat sembuh.

Beda pula suhu jamu yang diberikan kepada orang yang sakit.

Jamu yang panas diberikan kepada orang yang sakit flu atau masuk angin, sementara yang dingin diberikan kepada yang sedang demam.

Baca juga:  Google Doodle Hari Ini Tampilkan Musisi Campursari, Didi Kempot

Jamu pun berbeda resep setiap wilayahnya, yang disesuaikan dosis bagi setiap usia dan kesehatan peminumnya.

Banyak penjual jamu meramu bahannya dengan alami, dan biasanya dinikmati oleh orang terdekat.

Yoga di India

Yoga yang dimulai 5000 tahun lalu di bagian utara India, mendukung praktisinya agar dapat mencapai pencerahan, kesembuhan fisik, kebersihan emosional dan tujuan pribadi lainnya.

Seni olah tubuh Yoga ini memang berbentuk fisik, spiritual, dan filosofi.

Praktisinya berlatih dengan urutan pose tubuh yang berbeda, dimulai dari pose sederhana sampai yang sulit.

Secara bersamaan saat pose tersebut dilakukan, praktisi yoga akan bermeditasi, membaca mantra atau melatih kendali pernapasan agar dapat mencapai kedamaian mental.

Olahraga sekaligus olahrasa ini dapat dipraktekan oleh seluruh golongan umur, dari muda hingga tua tanpa memandang gender, kelas sosial, atau agama.

Baca juga:  Posisi Tidur Ibu Hamil yang Baik dan Benar

Pijat di Thailand

Pijat Nuad Thai adalah terapi fisik dari Thailand yang telah berumur sekitar 2500 tahun lamanya. Dan banyak dipraktekkan oleh warga Thailand, sebagai kombinasi dari seni dan sains.

Pemijat Nuad Thai menggunakan tangan, kaki, lutut, dan sikut untuk meremas, melipat, melonggatkan tubuh pasien.

Tujuannya, adalah untuk membuka jalan bagi 72 ribu sen atau jalur energi.

Menurut kepercayaan Buddhisme Thailand, pijatan ini dapat mengembalikan elemen internal tubuh manusia. Yang terdiri dari elemen air, angin, api, dan tanah.

Akupuntur dari China

Praktek menusukkan jarum ke (titik saraf) kulit tubuh manusia yang bernama akupuntur ini telah dimulai sejak lima ribu tahun lalu di China.

Praktisi akupuntur biasanya menusuk lima hingga dua puluh jarum di kulit tubuh yang mewakili titik syaraf tubuh manusia.

Praktek kesehatan ini, dapat membantu pasien tentang penyakit migraine, mual, nyeri otot, masalah pernapasan hingga keram menstruasi.

Baca juga:  24 Agustus, Peristiwa Penting dari Hari Televisi Nasional hingga Meletusnya Gunung Vesuvius di Italia

Menurut kepercayaan China, metode ini dapat menyeimbangkan energi gelap Yin dan energi cahaya Yang tubuh manusia dan ditujukan agar kesehatan mental dan fisik terjaga.

Energi kehidupan ini disebut Qi yang mengalir di 12 jalur di tubuh manusia. Setiap jalur Qi menghubungkan organ dan fungsi tubuh utama.

Sauna dari Finlandia

Finlandia telah memiliki budaya sauna sejak sepuluh ribu tahun lalu, dan semakin ramai hingga sekarang.

Ada 3,3 juta lebih kamar mandi sauna yang berada di Finlandia, padahal jumlah warganya hanya 5,5 juta saja.

Rata-rata warga Finlandia bermandi sauna satu kali dalam seminggunya.

Tidak hanya dapat membuang racun tubuh (lewat keringat) dan stres, mandi sauna adalah ajang sosial di Finlandia.

Banyaknya lokasi mandi sauna yang berada di sisi danau, hutan atau pegunungan, mandi sosial ini dianggap sebagai lahan komunikasi antar warga sekaligus menikmati indahnya alam. ***