BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Pada saat sengitnya perang dagang China dan Amerika Serikat, terdapat beberapa kekeliruan mengenai tarif impor AS yang mencapai 245 persen tingginya pada produk China.
Dilansir dari USA Today, Gedung Putih menyatakan bahwa pada masa jabatan pertama Trump 2017 lalu, Trump sempat menaikkan tarif impor AS pada beberapa produk China.
Termasuk, pula saat Mantan Presiden AS ke 46, Joe Biden menjabat.
Kedua, Presiden AS sempat menerapkan tarif beberapa produk khusus China hingga 100 persen besarnya saat masing-masing masa jabatannya.
Gedung Putih AS mengklarifikasi bahwa, dengan diterapkannya kenaikkan tarif impor AS 145 persen oleh Trump tahun ini, produk-produk khusus tersebut meroket hingga 245 persen.
Gedung Putih yang merilis kebijakan tersebut pada 15 April lalu, menyatakan bahwa angka tersebut adalah akumulasi dari seluruh kenaikan tarif sebelumnya.
Mobil listrik dan jarum suntik adalah dua dari banyak produk China yang telah mencapai kenaikkan tarif impor AS sebesar 100 persen, sebelum bulan Maret hingga April tahun ini.
Reaksi China
Kementerian Luar Negeri China menolak konfirmasi mengenai besarnya tarif 245 persen tersebut pada 16 April lalu.
“Anda harus bertanya pada Amerika Serikat untuk menjawab (kekeliruan) tersebut,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian. Saat konferensi pers.
Dilansir dari Reuters, China justru kini menunjuk delegasi baru dari Organisasi Dagang Dunia (WTO) bernama Li Chenggang yang menggantikan Wang Shouwen pada Rabu (16/4/2025) lalu.
Wang Shouwen menjabat posisi sebagai negosiator antara China dan AS sejak 2022 lalu, saat Wang mulai menjabat sebagai wakil Menteri Perdagangan China.
Pada Februari lalu di konferensi WTO di Geneva, Li sempat menegaskan bahwa AS sudah terlalu menerapkan tarif impor AS. Khususnya, terhadap China dan banyak negara lain.
Minggu lalu, saat tarif impor AS naik signifigkan, Li bahkan menulis komplain pada WTO mengenai kebijakan Trump yang dianggap menyalahi aturan.
Kementerian SDM dan Keamanan Sosial China menyatakan bahwa LI Chenggang adalah mantan asisten Menteri Perdagangan pada saat Presiden AS Donald Trump pertama kali menjabat 2017 lalu.
Li sempat menjabat sebagai Duta Besar China untuk WTO selama lebih dari empat tahun lamanya.
Sebelumnya, Li sempat menjabat beberapa peran penting di Kementerian Perdagangan China. Satu di antaranya, adalah Departemen Pengawas Perjanjian dan Hukum Dagang.
Li lulus dari pendidikan sebagai pengacara dari Universitas Peking di China dan Universitas Hamburg di Jerman. ***