BERITA PANGANDARAN – Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata melantik 547 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Aula SMP N 1 Pangandaran, Jumat 31 Mei 2024.
Jeje memberikan ucapan selamat. Selain itu, ia juga berpesan kepada PPPK agar bisa melaksanakan tugas dengan aman dan baik serta dapat bekerja sesuai tugas yang ditetapkannya.
“Saya tadi terharu, masih ada guru PPPK yang baru dilantik. Padahal akan pensiun 3 tahun lagi. Namanya Pak Zenal, dia mengabdi sebagai guru puluhan tahun baru dilantik sekarang,” kata Jeje.
Di tempat yang sama, Kepala BKPSDM Pangandaran Wawan Kustaman menyampaikan, pelantikan PPPK 2023 baru dilakukan saat ini karena menunggu dari Kemendagri.
“Ya, seharusnya bulan kemarin, mereka merupakan PPPK hasil seleksi tahun 2023. Tapi baru hari ini pelantikannya terlaksana,” ucap Wawan.
Wawan menyebutkan, ada sebanyak 547 PPPK yang dilantik dengan rincian 365 guru dan 186 tenaga kesehatan. Kebanyakan berada di Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.
“Ada dua PPPK yang paling tua baru saja dilantik, yaitu Zenal Mutakin, 58, dan Awan, 48. Satu dari guru akan pensiun 3 tahun lagi baru saja dilantik atas nama Zenal dan Awan Nakes di Dinkes Pangandaran,” sebutnya.
Zenal Mutakin, PPPK Tertua yang Baru Dilantik
Zenal Mutakin, guru honorer di SMP N 3 Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran yang telah mengabdi selama 24 tahun kini telah dilantik menjadi PPPK guru.
Sebelumnya, Zenal telah mengikuti seleksi PPPK guru tahun 2023, namun baru dilantik pada Mei 2024 ini. Penantian itu telah lama ditunggu Zenal setelah puluhan tahun bersabar.
“Kalau mengajar mata pelajaran agama sejak di sekolah negeri itu tahun 2000. Tapi untuk mengajar di swasta sejak 1993-an di MTS AL Ghifari Tasikmalaya,” kata Zenal.
Menurutnya, paling lama mengajar di SMP Negeri 3 Langkaplancar hingga saat ini menjadi guru PPPK. Dia mengaku akan memaksimalkan amanah tersebut meski pensiun 3 tahun lagi.
“Alhamdulillah senang, gembira. Insya Allah melaksanakannya dengan amanah dan berusaha sebaik-baiknya meskipun waktu pensiun hanya 3 tahun lagi,” ujarnya.
Zenal menerangkan, selama menjadi guru honorer, fokus mengajar di sekolah dan mengajar ngaji di rumah. Jika malamnya, ia mengajar anak-anak yang bayar kepadanya secara sukarelawan. Ada 25 orang.
Sementara itu, untuk kebutuhan sehari-hari selama menjadi guru honorer, Zenal memanfaatkan lahan yang dipunya dengan berkebun.
“Untuk kebutuhan sehari-hari tambahannya dengan berkebun. Mengajar sudah puluhan tahun, kerjaan lain ke kebun, ngajar ngaji malamnya dan subuhnya,” terangnya.
Puluhan tahun mengajar, kata Zenal, bukan waktu yang lama. Namun, menurutnya jika menjalaninya dengan ikhlas, semuanya terasa mudah dan lancar.