BERITA GARUT, ruber.id – Bupati Garut Rudy Gunawan menilai, di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, paham atau isu kontemporer yang menjadi fokus bahasan kegiatan ini menjadi suatu hal yang harus diperhatikan.
“Karena itu hanya infiltrasi, maka nalar politiknya bagaimana, karena ini kan berbeda ya. STAIDA itu ada irah-irah tentang Islam, maka harus menyikapinya berdasarkan pedoman kita, yaitu Alquran dan sunnah.”
“Sehingga, aliran-aliran atau paham kontemporer yang datang dari darat, dari timur, dari mana saja itu bisa kita lakukan kajian,” ujar Rudy. Usai menghadiri acara Stadium General bertajuk Reposisi Nalar Politik Kader Ikatan Dalam Menghadapi Isu-Isu Kontemporer, Rabu, 24 Agustus 2022.
Kegiatan sendiri digagas oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Garut, di Aula Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arqam (STAIDA) Garut, Jalan Bratayudha, Garut Kota, Kabupaten Garut.
Rudy menjelaskan, beberapa isu yang belakangan terjadi di Kabupaten Garut bukan paham-paham kontemporer.
Melainkan, kata Rudy, paham yang membawa isu agama, dan lebih mengarah kepada intoleransi.
Pemkab Garut Bentuk Satgas Anti-Intoleransi
Guna mengatasi paham intoleransi tersebut, kata Rudy, Pemkag Garut membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti-Intoleransi.
Tujuannya, kata Rudy, untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan intoleransi.
“Saya juga bertanya kenapa intoleransi banyak di Garut, karena pesantren itu lebih dari 500. Kenapa dakwah yang dilakukan secara terang-terangan, itu kalah dengan dakwah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.”
“Makanya, kita membuat Satgas. Satuan tugas untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan intoleransi,” kata Rudy.