Mitos Situ Sanghyang Tasikmalaya, di Balik Keindahan Alamnya Tersimpan Legenda Mataram Kuno

Mitos Situ Sanghyang Tasikmalaya, Simpan Legenda Zaman Mataram Kuno
Foto Situ Sanghyang Tasikmalaya from YouTube

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Objek wisata Situ Sanghyang, berlokasi di Jalan Raya Cibalanarik-Cilolohan, Cibalanarik, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sampai saat ini, danau atau Situ Sanghyang masih ramai dikunjungi, ada yang hanya sekadar refreshing untuk melepas penat.

Situ ini, sering ramai dengan orang memancing, karena pemerintah setempat membudidayakan ikan-ikan untuk warga sekitar konsumsi.

Tiket masuknya pun terbilang murah hanya sekitar Rp5000, warga luar daerah sering berdatangan untuk acara piknik bersama keluarga.

Dengan lingkungan yang dipenuhi pohon-pohon kiara yang rindang, menjadikan tempat ini begitu asri dan sejuk.

Situ Sanghyang pun dilengkapi dengan fasilitas gazebo, musala, area bermain anak, dan juga ada penyewaan sepeda air.

Baca juga:  Situs Bumi Rongsok Papayan Tasikmalaya, Legenda dan Bukti Peninggalan Peradaban Masa Lampau

Mitos atau Legenda Situ Sanghyang

Danau ini pun tak luput dari mitos, di mana apabila kita melihat pohon kiara di tengah danau maju sendiri maka ada hal buruk yang akan terjadi.

Awal cerita dikisahkan, tenggelamnya perkampungan atau desa Saung Gatang pada zaman Mataram Kuno.

Bermula, dari seorang anak raja yang terpesona oleh kecantikan seorang wanita.

Ia kemudian memerintahkan pengawalnya untuk menjemput wanita tersebut.

Karena ia berniat akan mempersunting primadona kampung itu, setelah berhasil membawa gadis itu tak lama diadakanlah pesta besar-besaran hampir 7 hari 7 malam lamanya.

Gadis itu pun tak berdaya, ia hanya bisa menangis meratapi nasib berharap suaminya akan menjemputnya kembali pulang.

Baca juga:  Ciptakan Lagu Gelisah saat Pandemi Corona, Kelompok Musik asal Tasikmalaya Ini Viral di Medsos

Tak berselang lama, Resi Galunggung yang merupakan suami dari wanita yang diculik itu pun pulang.

Mendapati istrinya tak ada dirumah, dan mendapatkan kabar bahwa istrinya dibawa untuk di persunting anak raja.

Mendengar itu, Resi Galunggung sangat marah, dengan penuh amarah ia mendatangi kerajaan tersebut tetapi ditolak dan diusir oleh para pengawal.

Dengan kesaktian yang ia miliki, ia berubah menjadi anak kecil hitam atau budak buncir.

Ia, memanggil anjing yang berada di sekitar untuk mengacaukan pesta tersebut.

Tak berselang lama, orang-orang di dalam kerajaan pun berhamburan keluar.

Sebelum ia pergi, ia menancapkan lidi di depan kerajaan dan banyak para pengawal yang berusaha mencabut lidi tersebut dan mengeluarkan pancaran air.

Baca juga:  3 Tempat Karaoke di Tasikmalaya, yang Doyan Sing a Song Mari Merapat!

Hingga air yang tak henti-hentinya keluar sampai menenggelamkan Desa Saung Gatang, dan berubah menjadi danau yang disebut dengan Situ Sanghyang.

Sampai saat ini, apabila menjelang malam sering sekali warga sekitar mendengar lolongan anjing yang dipercaya berasal dari desa yang tenggelam.

Itulah mitos objek wisata Situ Sanghyang, ada yang percaya dan ada yang mengaggap lelucon belaka.

Buat kalian yang penasaran dengan keindahan danau satu ini, bisa mengunjungi bersama keluarga untuk rekreasi dan melepas penat.