BERITA HOBI, ruber.id – Burung Cipoh Kacat atau Aegithina Tiphia memiliki sebutan nama yang banyak. Di wilayah pulau Jawa, Indonesia, burung pengicau kecil ini terkenal dengan nama Sirtu atau Cipeuw.
Para pencinta burung, terutama bagi kalian yang masih pemula dalam hal memelihara burung pengicau satu ini, pasti membutuhkan referensi atau keterampilan dalam melakukan perawatanya.
Pakan untuk Burung Cipeuw
Nah, berikut ini ruber.id akan sampaikan cara memilah serta memberi pakan burung Cipeuw.
Burung yang satu ini memang tidak sekadar tumbuh dan bersuara merdu, namun juga dipercaya bisa membuat bulu sang burung terlihat lebih bagus.
Salah satu pencinta sekaligus pebisnis burung asal Kabupaten Sumedang, Jaelana, 26, menjelaskan, pemilihan serta cara memberi makan pada burung merupakan hal yang penting.
Terlebih, kata Jaelana, untuk membuat bulu burung Cipeuw terlihat bagus dan sehat.
“Mulai dari usia kurang lebih satu minggu atau ketika anak burung lepas dari indukannya, maka tugas kita sebagai pemilik adalah merawatnya.”
“Kalau belajar dari pengalaman, saya menyarankan memberi pakan anak jangkrik,” terangnya kepada ruber.id, Sabtu, 14 Mei 2022.
Ia menjelaskan, agar para pemilik memastikan pula pemberian pakan jangkrik tersebut berukuran kecil dan hanya badannya saja yang diberikan kepada burung.
“Jadi ukuran jangkrik harus kecil atau jangkrik anak. Sebelum memberikan jangkrik kepada burung, jangkrik harus dalam keadaan bersih dari kepala, kaki, serta sayap-sayapnya.”
“Untuk memudahkan kita dalam memberikannya, maka diperlukan alat jepit untuk bisa menyuapinya dengan gampang dan langsung ke arah mulutnya yang tengah menganga,” tambahnya.
Pemberian pakan jangkrik ini, kata dia, baiknya terus dilakukan dengan teratur sampai usia burung mencapai kurang lebih 4 bulan.
Disamping pakan jangkrik, sediakan juga air untuk minum dan makanan pur yang paling halus.
“Kalau sudah 4 bulan, maka pilihan pakan lain seperti jangkrik, kroto, ulat kandang atau ulat kongkong, bisa diberikan satu per satu dengan perlahan. Jadi kalau ulat ya ulat, kalau kroto ya kroto, jangan langsung, gitu,” ujarnya.
Jaelana yang merupakan warga asal Dusun Panjeleran, Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utata, telah memelihara berbagai jenis burung sejak usianya masih muda.
Dengan bekal pengalamannya tersebut, saat ini, ia tengah mencoba membuka toko burung yang menjajakan pakan, sangkar, alat memandikan dan yang lainnya.
Termasuk burung Cipeuw atau Sirtu, yang kini dibanderolnya seharga Rp60.000 per ekor untuk usia panen atau sekitar usia 1-2 minggu.