Bisnis Startup di Indonesia Menjanjikan, Dilirik Banyak Pemodal Asing

Bisnis Startup Di Indonesia
Bisnis startup di Indonesia dinilai sangat menjanjikan. ils/net

BERITA TEKNO, ruber.id – Meski masih masuk kategori negara berkembang, namun untuk urusan industri dan bisnis teknologi, Indonesia ternyata layak diperhitungkan. Terutama untuk sektor bisnis startup.

Walau pandemi Covid-19 menghajar semua sektor, namun tidak untuk bisnis startup.

Indonesia Peringkat 5 Bisnis Startup Terbesar di Dunia

Justru sektor ini masih cukup tinggi dan memosisikan Indonesia di peringkat kelima yang jumlah startup-nya terbesar di dunia.

Perkembangan bisnis startup ini sangat diminati oleh investor mancanegara.

Lebih dari 2200 perusahaan, mulai dari yang merintis hingga ada empat perusahaan unicorn bahkan satu decacorn, membuat para penanam modal memiliki kepercayaan besar terhadap bisnis ini.

Hal ini pula yang menjadi penyebab investasi modal ventura atau venture capital masih cukup tinggi untuk startup di Indonesia.

Hal tersebut tentu saja memberikan kepercayaan diri bagi para pelaku industri startup.

Apalagi, investor dari beberapa negara seperti China, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang sudah sering menanamkan modalnya.

Negara-negara ini terbilang yakin dengan kemajuan industri ini di Indonesia.

Tingkat kepercayaan tersebut pada akhirnya membuat Australia turut melirik bisnis startup di Indonesia.

Kurun waktu tiga tahun belakangan, banyak pemodal ventura dari Australia turut menanamkan modalnya dan menambah sejarah panjang relasi dan hubungan dagang antarkedua negara.

Adalah Xendit, perusahaan payment gateway dari Indonesia yang ikut mendorong perkembangan terbaru dalam kerjasama Indonesia-Australia ini.

Beberapa waktu lalu, Xendit mengadakan ajang kencan kilat virtual.

Tujuannya, mempertemukan 50 startup teknologi dari Indonesia dengan 7 perusahaan modal ventura dari Australia.

Baca juga:  Aplikasi Bobble Keyboard, Buat WhatsApp Kamu Jadi Lebih Keren

Acara yang bertajuk 360 Lightning Speed Australia-Indonesia Startup Virtual Speed Dating itu diselenggarakan 8 hari.

Acara ini didukung Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade) dan Alumni Grant Scheme (AGS), yang dikelola Australia Awards di Indonesia.

Dalam acara tersebut, dibuka dengan sesi konsultasi individu yang sudah dilaksanakan pada 18-20 Agustus 2021, lalu.

Di pembukaan ini, konsultan dari perusahaan konsultasi PrepareLabs memberikan masukan dan kritik membangun untuk pitch deck masing-masing startup.

Lanjut di kencan kilat yang diadakan setelahnya, yakni pada 23-27 Agustus 2021 lalu.

Seluruh startup yang berpartisipasi diberikan waktu 10 menit untuk mempresentasikan rencana bisnis mereka di hadapan calon investor.

Dalam keterangan pers, Luthfi Juharta, Business Development Experiment & Partnership di Xendit, mengatakan bahwa acara ini memang layaknya dua orang yang hendak berkencan.

Keduanya akan mengutarakan isi hati agar semakin kenal dan dekat.

Tidak beda jauh dengan tata cara berkencan.

Dipertemukannya antara perusahaan startup Indonesia dengan pemodal ventura Australia supaya bisa saling memperkenalkan ekosistemnya masing-masing.

Dari perkenalan itu, tujuannya agar semakin dekat dan terjalin hubungan yang lebih kuat.

“Dengan diadakannya acara ini, kami berharap ke depannya akan ada lebih banyak perusahaan modal ventura Australia yang berpartisipasi dalam acara serupa.”

“Dan terus memperhatikan perkembangan startup di Indonesia, agar mereka bisa mengenali bahwa ini adalah lahan yang menarik untuk menanamkan investasi mereka,” kata Luthfi.

Baca juga:  Spesifikasi Smartphone Gaming, Black Shark 5S dan 5S Pro

Luthfi menambahkan, Xendit sebagai penyedia infrastruktur pembayaran digital dengan pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara, menyelenggarakan 360 Lightning Speed untuk membantu pertumbuhan UKM di Tanah Air.

Komisioner Austrade untuk perdagangan dan investasi di Indonesia Hannah Wade mengatakan mendukung terselenggaranya acara tersebut.

Austrade juga ingin memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Australia untuk dapat bertumbuh bersama demi masa depan yang lebih baik.

“Mungkin pertemuan di hari ini dapat mencetuskan ide baru dan menciptakan relasi baru.”

“Untuk teman-teman startup Indonesia, mungkin ini adalah kesempatan untuk mempresentasikan bisnis kalian untuk pertama kalinya di depan investor internasional.”

“Dan untuk teman-teman dari Australia, mungkin ini adalah sebuah kesempatan untuk melihat lebih dekat berbagai aktivitas bisnis dari berbagai daerah di Indonesia,” ucapnya.

Acara kencan kilat 360 Lightning Speed dibiayai seluruhnya oleh pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme yang dikelola oleh Australia Awards di Indonesia.

AGS telah membiayai dan mendukung lebih dari 230 proyek alumni sekolah Australia di Indonesia yang memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Di antara 50 startup teknologi yang mencari investasi melalui ajang kencan kilat tersebut yaitu perusahaan rintisan di bidang aquaculture ALGA Aquatech.

Kemudian, marketplace penyewaan barang CUMI, platform earned wage access (EWA) PaidbaQ.

Lalu aea dari platform perencanaan dan konsultasi keuangan Halofina, dan aplikasi pengelolaan energi Leastric.

CEO dan Rekan Pendiri Halofina, Adjie Wicaksana mengatakan menghargai kesempatan yang diberikan oleh 360 Lightning Speed untuk menceritakan perjalanan bisnisnya.

Baca juga:  Tidak Tamat Sekolah, Deri Sukses di Bisnis Olahan Ayam

“Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi kami semua di Halofina.”

“Kami dapat memperkenalkan perusahaan dan berbagi cerita perjalanan kami kepada perusahaan modal ventura di Australia.”

“Saya berharap akan ada lebih banyak lagi acara seperti ini yang menghubungkan startup Indonesia dengan investor internasional,” jelasnya.

Daniel Veytsblit, Investment Director dari Investible, salah satu perusahaan modal ventura dari Australia yang berpartisipasi pada acara kencan kilat ini, mengatakan sangat terkesan oleh kualitas perusahaan rintisan dari Indonesia yang mengikuti acara tersebut.

“Tekad dan talenta yang dimiliki oleh sektor startup yang tengah berkembang pesat di Indonesia benar-benar terlihat pada acara ini,” kata Veytsblit.

Veytsbilt mengatakan, perusahaan-perusahaan rintisan yang mengikuti acara ini menyajikan presentasi bisnis yang sangat baik.

Ia berharap, akan dapat berbicara dengan pelaku industri startup Indonesia lebih jauh lagi seiring dengan semakin luasnya jangkauan Investible di Asia Tenggara.

VC Australia lainnya yang berpartisipasi dalam acara tersebut yaitu Artesian, Investible.

Kemudian Hemisphere, Airtree Ventures, Arkblu Capital, dan Haymarket HQ.

Acara ini turut didukung oleh 20 mitra komunitas.

Yaitu Kumpul, Connext, Apiary, CoHive, Innovation Factory, Alpha Momentum Indonesia.

Selanjutnya, UMG Idealab, Modal Anak Bangsa, AWS, LPIK ITB, Startup Bandung, Teman Startup.

Lalu, Shinhan FutureLabs, Achmad Zaky Foundation, Plug and Play Indonesia, SIAP.

Kemudian, Astra Ventura, Indogen, Union Space, Angin, Preparelabs, Startup4Industry, East Ventures, dan SBM ITB.

Penulis: Ardini Maharani DS
Editor: Bam