BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Budidaya ikan merupakan salah satu komoditas yang tidak terdampak Pandemi Covid-19 di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Bahkan, budidaya ikan di Pangandaran mengalami kenaikkan tiap tahun.
Dari data Dinas Kelautan Perikanan Ketahanan Pangan (DKPKP) Kabupaten Pangandaran, tiap tahun hasil produksi budidaya perikanan di Pangandaran relatif mengalami kenaikan.
Plt Kepala Dinas Kelautan Perikanan Ketahanan Pangan (DKPKP) Kabupaten Pangandaran Rida Nirwana menyatakan, hasil produksi budidaya perikanan tahun 2020.
Tercatat, kata Rida, sebanyak 146.26 ton dengan nilai lebih dari Rp3.5 miliar.
“Rata-rata, warga Kabupaten Pangandaran membudidayakan sepuluh jenis ikan,” kata Rida, Sabtu (25/7/2021).
Rida menyebutkan, hasil produksi budidaya perikanan yang terekap di DKPKP Pangandaran pada tahun 2017, sebanyak 110.64 ton. Dengan nilai lebih dari Rp3.1 miliar.
Sedangkan pada tahun 2018, tercatat sebanyak 89.61 ton. Dengan nilai lebih dari Rp3.1 miliar.
Sementara, kata Rida, pada tahun 2019. Terdata sebanyak 161.63 ton dengan nilai lebih dari Rp3.7 miliar.
“Jika dibanding angka hasil produksi dan nilai produksi. Dari tahun 2017 sampai 2020, tergolong stabil,” sebut Rida.
Namun, kata Rida, dari hasil produksi budidaya perikanan di Kabupaten Pangandaran.
Saat ini, sambung Rida, belum bisa menutupi kebutuhan bisnis di pasaran.
“Rata-rata, budidaya perikanan di Kabupaten Pangandaran. Dijadikan prioritas kebutuhan pangan keluarga,” ucap Rida.
Warga Pangandaran Budidaya 10 Jenis Ikan
Rida menjelaskan, perikanan yang dibudidaya oleh warga Pangandaran terdiri dari sepuluh jenis ikan.
Meliputi gurame, mas, tawes, nila, lele lokal. Kemudian lele sangkuriang, nilem, belut, sidat, gabus, sepat, udang galah, patin, dan bawal.
“Dari sepuluh jenis ikan ini yang menghasilkan angka produksi tertinggi yaitu jenis ikan nila,” jelas Rida.
Rida mengatakan, jumlah produksi yang dihasilkan dari ikan jenis nila tahun 2017.
Tercatat 34.47 ton dengan nilai lebih dari Rp843 juta. Sedangkan pada tahun 2018, tercatat sebanyak 24.76 ton. Dengan nilai lebih dari Rp611 juta.
Sementara, lanjut Rida, pada tahun 2019 tercatat sebanyak 81.60 ton. Dengan nilai lebih dari Rp2 miliar.
“Untuk data di tahun 2020 tercatat sebanyak 105.66 ton. Dengan nilai lebih dari Rp2.6 miliar,” ucap Rida.
Rida mengatakan, hasil produksi tersebut salah satunya merupakan peran pemerintah. Baik berupa pembinaan hingga penyuluhan.
“Kami juga support beberapa kelompok perikanan. Dengan cara pemberian benih ikan untuk dibudidayakan oleh masyarakat,” ujar Rida.