Merasa Dibohongi, Pengusaha Bongkar Peran AS dalam Pengadaan Alkes di RSUD Sumedang

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Pengusaha penyedia Alat Kesehatan (Alkes) yang merupakan Principal PT Siemens, inisial In, bongkar kenakalan Dirut RSUD Sumedang AS. Dalam pengadaan Alkes tahun 2021, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

In mengaku kecewa karena merasa dirugikan dengan adanya dugaan kenakalan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang ini. Hal ini berkaitan dengan pengadaan Computerised Tomography atau CT Scan senilai Rp12.8 miliar.

Peran AS dalam Pengadaan Alkes

Kepada sejumlah wartawan, In membeberkan peran AS. Di mana, AS, berperan dalam menentukan produk CT Scan yang akan dibeli RSUD Sumedang.

In mengatakan, dalam pengadaan ini, AS diduga tidak melibatkan user atau calon pengguna Alkes. Dalam hal ini, dokter di RSUD Sumedang.

“Pada tahun 2021 ini. Saya fokus pada pengadaan CT Scan khusus di RSUD Sumedang, 128 slice e-katalog. Sejak Febuari, saya sudah maintenance.”

“Karena bukan hal aneh, kalau pengadaan barang dan jasa manajemen, terutama direktur selalu mengatasnamakan user. Dalam hal ini saya akan bongkar. Karena saya tahu semua,” kata In, kepada sejumlah wartawan di Sumedang, Jumat (2/7/2021).

Merasa Dikalahkan

In menjelaskan, dalam hal pengadaan Alkes ini, barang atau produk dari perusahaanya merasa dikalahkan. Akan tetapi, hal ini tidak menjadi soal baginya. Bahkan, pihaknya mengaku siap mundur.

Baca juga:  Kehilangan 3 Kursi, Golkar Sumedang Alami Tsunami Politik di Pemilu 2019

Sebab, kata In, persoalan laku atau tidak laku suatu barang dalam berjualan menjadi hal yang biasa. Akan tetapi, dalam hal ini, In merasa terzalimi. Ironisnya, sebelumnya AS sudah menyepakati, telah presentasi, dan mengundang semua pihak.

“Judul selalu mengatakan atas nama user, untuk kepentingan user. Pada hakikatnya, karena kami sejak Febuari tempel terus (menjajaki) dengan dokter radiologi selaku dokter yang akan menggunakan alat kesehatan ini. Jadi tahu semua. Malah yang jadi rujukan dan tempat belajar atau mencari pengalaman (ilmu) terkait rencana pembelian alat baru ini kiblatnya Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Termasuk dengan rencana pengadaan CT Scan ini,” katanya.

Pengusaha Diminta AS Menghubungi dr Do dari Kemenkes

Menurutnya, sejak Febuari, semuanya baik-baik saja. Bahkan, sudah beberapa kali bertemu dengan AS.

“Dari Febuari, AS sudah bicara. Agar saya, menghubungi seseorang di Kemenkes (Kementerian Kesehatan) berinisial dr Do,” ujarnya.

Pembahasan untuk menghubungi dr Do di Kemenkes ini, sudah dilontarkan AS kepada tiga orang yang menemuinya. Karena, merasa penasaran dengan orang di Kemenkes tersebut, hingga akhirnya, In menelusurinya.

“Apalagi kemarin itu, saat di-klik (barang di e-katalog), yang muncul barang merek orang lain. Heran, katanya yang pesan itu dr Do. Ke kami dari awal sebelum klik, selalu ngomong, coba dong ke dr Do dulu. Karena kata AS. Tapi, saya sih susah sama mereka,” jelas In.
 
Kemudian, berbekal koneksi yang ada di Kemenkes dan Bapenas ini, In pun mengorek tetang sosok dr Do. Selanjutnya, diperoleh informasi, bahwa dr Do ini, tidak terima diseret-seret oleh AS, terkait pengadaan CT Scan di RSUD Sumedang. Tak hanya itu, dr Do juga mengaku tidak kenal AS dan tak ada urusan dengan Sumedang.

Baca juga:  Kelompok Tani Margawindu Sesalkan Pernyataan Wabup Sumedang soal Penyebab Banjir Bandang Citengah

“Jika persoalan ini berbuntut panjang, dia (dr Do) siap untuk jadi saksi. Kemarin, saya sudah kirim staf untuk menemui AS. Telah disampaikan bahwa kami sudah klarifikasi ke sana (Kemenkes). Secara tegas, di sana menolak dan menyatakan jika apa yang terjadi itu telah merusak nama baik dan menjual nama orang. Dijelaskan seperti itu, AS jadi gelagapan,” jelasnya.
 
Dugaan kenakalan AS ini akhirnya terendus. Ini, setelah In, mendapatkan informasi dari orang dalam (Orang sekitar AS). Yang menyatakan bahwa AS, telah memerintahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berinisial Er, untuk meng-klik produk CT Scan merek Ph.

Bahkan, ternyata AS bohong. Ia tidak pernah memanggil user untuk menanyakan, merek CT Scan yang akan dipakai.

“User telah ditekan. Karena menurutnya, soal merek alat yang akan dipakai itu urusan manajemen saja. Padahal itu tidak boleh, karena yang mau pakai itu mereka (dokter).”

Baca juga:  Titik Terang Relokasi Rumah bagi Warga Korban Longsor Cimanggung Sumedang

“Jika memang alatnya itu sederhana seperti tempat tidur atau kursi. Itu baru urusan manajemen. Tapi, alat-alat yang disiplin ilmu lex spesialis ini kan gak boleh. Kalau pun terakhir ada user yang ditanya soal merek yang akan dipakai, itu disaat sudah klik CT Scan merek ph,” katanya.

AS Dianggap Seret Nama Orang Kemenkes

Poin masalah dalam hal ini, lanjut In, dalam proses pengadaan CT Scan di RSUD Sumedang ini. AS telah menyeret dan mengatasnamakan nama dr Do, seseorang di Kemenkes. Yang disebut memesan untuk memakai merek Ph, dan yang bersangkutan tidak membeli alat sesuai dengan yang diinginkan user.

“Selain itu, kami masih memiliki beberapa hal tentang kenakalan AS ini,” tutur In.

Sanggahan Dirut RSUD Sumedang

Dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, WhatsApp, Dirut RSUD Sumedang Aceng Solehudin membantah semua dugaan ini. Termasuk, saat disinggung, ia pernah mengatasnamakan seseorang di Kemenkes, untuk mengarahkan klik pada produk CT Scan merek tertentu.

“Itu semua tidak benar. Dalam pengadaan CT Scan ini, ada empat perusahaan yang ikut. Dan hanya satu, dipilih pasti yang terbaik,” ujarnya.

Aceng juga menegaskan, jika tidak benar bila dalam hal pengadaan Alkes di RSUD Sumedang ini, user tidak dilibatkan. (R003)