Meski Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu di Kota Tasik Tetap Produksi

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Pabrik produksi tahu di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat tetap beroperasi meski harga subsidi kacang kedelai naik.

Pengrajin tahu asal Tasikmalaya ini memang tidak mengikuti mogok massal seperti yang dilakukan pengrajin lain di wilayah Jawa Barat.

Alasannya, pengrajin tahu asal Tasikmalaya ingin tetap memenuhi permintaan konsumen atau pelanggan.

Sehingga, pihak pabrik dapat tetap memberikan suplai kebutuhan tahu kepada masyarakat..

Pemilik pabrik, Neti, 31, mengaku, pihaknya memang mengalami kerugian atas naiknya harga subsidi kacang kedelai ini.

Dampak kenaikan subsidi kacang kedelai ini, kata Neti, pendapatan menjadi berkurang. Namun, di sisi lain, ia menerima banyak komplain dari konsumen jika berhenti produksi.

Baca juga:  Wanita asal Mangkubumi Tasikmalaya Tewas Tertutup Bantal di Kamar Hotel

“Dikarenakan ya, harga subsidi kacang kedelai naik, kita sangat dirugikan yang pasti. Pendapatan menjadi berkurang, dapat komplain juga dari konsumen karena ukurannya menjadi kecil-kecil,” kata Neti.

Neti menjelaskan, mengecilkan ukuran tahu yang diproduksi menjadi salah satu pilihan agar pabrik tidak mengalami kerugian dampak naiknya subsidi harga kedelai ini.

“Meski ukuran tahu menjadi kecil dan mendapatkan komplain, konsumen tetap belinya ke sini. Hampir semuanya kesini, karena nyari di pasar juga gak nemu,” kata Neti.

Suami Neti, Uus, 40, menambahkan, kenaikan harga subsidi kacang kedelai ini sudah sering terjadi secara bertahap dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

“Dalam kurun waktu tiga bulanan lah, harga subsidi kacang kedelai ini sering naik, tapi secara bertahap. Naik aja terus gak pernah turun,” kata Uus.

Baca juga:  Ratusan Joki Merpati Meriahkan Turnamen Liga Tasik Timur

Uus berharap, pemerintah bisa menurunkan kembali harga subsidi kacang kedelai dan nonsubsidi diperbolehkan.

“Ya, saya harap untuk pemerintah supaya diturunkan lah, atau kalau bisa non-subsidi. Zaman dulu kalau nyari kacang kedelai suka dari petani-petani dari Banjar. Sekarang, udah gak ada lagi.”

“Bantuan buat petani pun seperti dikasih bibit kacang kedelai, udah jarang sekarang,” kata Uus. (rifki fauzal gozali)

BACA JUGA: Jorok, Warga Kota Tasik Masih Doyan Buang Sampah di Pinggir Jalan