Ricuh di Arena Kongres HMI Tradisi Buruk yang Harus Diakhiri

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Ketua Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI Cabang Ciamis-Pangandaran Dede Aos Firdaus mengatakan, ricuh di arena Kongres HMI merupakan tradisi buruk yang harus diakhiri.

“Kami mengajak kepada seluruh peserta Kongres ke 31 HMI yang diselenggarakan di Surabaya untuk berpikir logis dan rasional,” kata Aos, Rabu (24/3/2021).

Tradisi ricuh di arena setiap Kongres, kata Aos, jangan sampai menjadi catatan hitam untuk HMI di masa yang akan datang. Harus diakhiri, jangan turun temurun kepada kader HMI selanjutnya.

Aos menuturkan, dinamika mewarnai perjalanan Kongres ke 31 HMI di Surabaya sempat tertunda lantaran proses registrasi peserta tidak cukup satu hari.

Baca juga:  Tahun 2019, Angka Kematian Ibu dan Anak di Pangandaran Turun

“Proses registrasi peserta membutuhkan waktu dua hari. Sehingga membuat Kongres ini tidak tepat sesuai waktu yang telah ditentukan,” tuturnya.

Kendati begitu, Kongres tersebut bisa dilanjutkan pasca proses registrasi peserta utusan dari masing-masing cabang telah selesai. Kongres ke 31 HMI ini harus jadi momentum evaluasi dan proyeksi HMI ke depan lebih baik.

Dalam perjalanannya tak bisa dipungkiri, bahwa terdapat dinamika yang terjadi. Dari mulai adu argumen dan lainnya. Sehingga kericuhan pun terjadi.

“Semua bisa kita lewati secara bersama. Agenda Kongres dari mulai sidang pleno 1 sampai 3 semua peserta menempuh dan tidak ada yang terlewat satupun,” ujarnya.

Aos menyebutkan, dalam agenda pada Rabu (kemarin) adalah pleno 4 yang mana ada beberapa pembahasan. Di antaranya tata tertib pemilihan MPK PB HMI, Formatur/Ketua Umum PB HMI 2021-2023 dan penyampaian visi misi ketua umum.

Baca juga:  Konfercab ke 20 HMI Cabang Ciamis-Pangandaran, Dua Kader Berebut Jabatan Ketua Umum

“Sebagai kader HMI, kami mengajak seluruh peserta untuk sama-sama menyelesaikan dan menyukseskan Kongres sebagai ikhtiar menuju HMI lebih baik,” sebutnya. (R001/smf)