Marak Pemerasan ke Pondok Pesantren, Sekretaris GP Ansor Pangandaran Angkat Bicara

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Nama baik jurnalis di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat tercoreng oleh ulah oknum yang berkedok wartawan.

Belakangan ini, tak sedikit oknum berkedok wartawan mendatangi Pondok Pesantren di Pangandaran untuk melakukan upaya pemerasan.

Bahkan, oknum yang berdalih berprofesi sebagai pencari kabar itu sering mendatangi Kantor Pemerintahan Desa hingga Sekolah.

Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Pangandaran Muhlis Nawawi Aziz mengatakan, kedatangan oknum berkedok wartawan banyak dikeluhkan pengelola lembaga pendidikan. Baik formal maupun non formal.

“Rata-rata mereka yang mengaku wartawan itu dari luar Kabupaten Pangandaran,” kata Muhlis kepada ruber.id, Jumat (27/11/2020).

Kedatangan oknum berkedok wartawan biasanya berlaga seperti Aparat Penegak Hukum (APH) dengan melontarkan narasi aturan dan Undang-undang.

Baca juga:  Tarik Ulur Aset Lahan Terminal Pangandaran, Ini Akibatnya!

Kemudian, oknum tersebut mulai menanyakan soal bantuan dari pemerintah yang disalurkan ke lembaga yang didatanginya.

“Cara mereka berdialog terkesan seperti sudah direncanakan dengan karakter yang berbeda,” ujarnya.

Biasanya, ada yang berkarakter menakut-nakuti, ada juga yang berkarakter melakukan lobi. Bahkan ada yang berkarakter sebagai eksekutor yang langsung meminta uang.

“Etika, tatakrama dan cara mereka bertamu jauh sekali dengan para awak media yang ada di Kabupaten Pangandaran yang sudah kami kenal,” ucapnya.

Gaya oknum berkedok wartawan untuk meyakinkan kepada orang lain bahwa dirinya seorang jurnalis, biasanya dengan memperlihatkan ID Card dan surat kabar yang dibawanya.

“Pernah kami baca tulisan di koran yang mereka bawa, banyak berita yang tidak sesuai dengan kode etik jurnalis,” tuturnya.

Baca juga:  Puas! Peras Pengusaha, Oknum Wartawan di Ciamis Diringkus Polisi

Muhlis berharap, pihak kepolisian di Pangandaran bisa menertibkan dan menindak oknum pemeras yang berkedok wartawan.

“Saat ini sudah banyak pengelola lembaga pendidikan formal maupun non formal jadi korban pemerasan,” ungkapnya. (R001/smf)

BACA JUGA: Sejumlah Oknum di Pangandaran Merecoki Turunnya Bantuan COVID-19 untuk Pesantren