Target Bupati Jeje di Tahun 2021, Bangunan Pondok Pesantren di Pangandaran Bakal Kokoh dan Megah

PANGANDARAN, ruber.id – Bangunan Pondok Pesantren di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat harus kokoh dan megah. Hal itu bakal menjadi target Bupati Jeje Wiradinata di tahun 2021.

Karena, dukungan apresiasi dari kiai dan ajengan/ustadzah terhadap keberlangsungan Pemkab Pangandaran ini sangat baik.

“Ini timbal balik Pemkab kepada kiai dan ajengan serta ustadzah,” kata Jeje saat kunjungan di Kecamatan Mangunjaya, Rabu (26/08/2020).

Mereka, kata Jeje, akan menjadi prioritas dan perhatian kebutuhannya, khususnya untuk bangunan Pondok Pesantren. Umumnya sarana serta fasilitas keagamaan.

“Pemkab memiliki program pendidikan karakter, yakni Ajengan Masuk Sekolah (AMS). Program itu kan melibatkan kiai, ajengan dan ustadzah,” ujarnya.

Dengan program itu, pola pikir dan akhlak siswa lebih islami. Sehingga, menjadi modal investasi persediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di Pangandaran ke depan.

Baca juga:  Presiden Pemuda OKI Minta Pemkab Pangandaran untuk Recovery Pasca Pandemi

“Akhlak generasi muda di Pangandaran, harus dipersiapkan dari sekarang dan wajib diselamatkan dari perkeliruan penggunaan IT di era modern ini,” ucapnya.

Pejuang di Bidang Agama Harus Berwibawa

Jeje menuturkan, sebagai bentuk kepedulian dan perhatian kepada pejuang penyebar agama islam, maka sarana dan fasilitasnya harus repersentatif.

Dirinya tak ingin jika di Kabupaten Pangandaran ini masih ada bangunan Pondok Pesantren yang kurang bagus (reyod-sunda).

Selain itu, kesejahteraan mereka juga perlu ditingkatkan kembali, supaya lebih serius dan semangat dikala menyampaikan materi agama ke para santrinya.

“Jangan sampai kiai, ajengan, ustadzah di Pangandaran pakaiannya lusuh. Mereka harus berwibawa dengan busana yang baik,” tuturnya.

Selama dirinya menjadi bupati Pangandaran, diakuinya apresiasi dari para pejuang di bidang agama ini tak akan terlupakan.

Baca juga:  Ingin Keliling Objek Wisata di Pangandaran Naik Marlin? Ini Tarifnya

“Karena mereka lah wawasan dan pengetahuan agama masyarakat di Pangandaran menjadi bertambah,” ungkapnya.

Dirinya tak ingin disebut kacang lupa kulitnya. Maka, kata Jeje, sudah seharusnya alokasi dan formulasi APBD terdistribusikan secara merata ke pengemuka agama. (R001/smf)

BACA JUGA: Pasangan Politisi dan Birokrat di Pangandaran Ini Miliki Konsep dan Gagasan Lebih Terarah