BOGOR, ruber.id – Laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB) University jadi tempat penelitian virus corona atau COVID-19.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, laboratorium ini diharapkan menjadi pusat penelitian dan pengembangan kesehatan (Litbangkes) dalam upaya penanganan COVID-19.
Di tengah semakin mewabahnya virus corona, khususnya di wilayah Jawa Barat.
Dedie mengaku, telah mengajukan usulan ini kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Koordinasi dengan Rektor IPB telah kami lakukan, untuk memanfaatkan salah satu laboratorium menjadi cabang bangkesnya (Litbangkes) Jawa Barat di Kota Bogor,” ucapnya dalam rilis yang diterima ruber.id, Sabtu (28/3/2020).
Proses administrasi, kata Dedie, perlu dilakukan agar laboratorium ini dapat segera digunakan.
Di sisi lain, pihak IPB sejauh ini telah menyetujui hal ini. Karena memandang, perlu adanya penanganan yang komprehensif terkait COVID-19.
“Pada prinsipnya (Dinas Kesehatan Jabar) oke. Tapi, harus ditempuh proses administrasi, jadi perlu waktu.”
“Saya berharap dalam 1-3 hari ke depan, laboratorium IPB ini sudah bisa digunakan,” ucapnya.
Laboratorium Siap Digunakan
Sementara itu, Rektor IPB University Arief Satria menyatakan, Laboratorium Litbangkes IPB telah siap digunakan.
Saat ini, kata Arief, hanya tinggal menunggu penunjukkannya saja. Baik dari Pemkot Bogor, maupun dari Pemprov Jabar.
Arief menjelaskan, fasilitas dan para ahli yang mumpuni tersedia di kampus IPB.
Sehingga, kata Arief, akan mengurangi antrean Pemeriksaan Massal (Rapid Test) COVID-19, khususnya di wilayah Bogor.
Hingga saat ini, lanjut Arief, sejumlah pemerintah daerah telah meminta bantuan laboratorium IPB, terkait penanggulangan corona ini.
“Pemprov Sumatera Barat juga sudah mulai membuka komunikasi untuk bekerjasama dengan IPB, dalam upaya pencegahan COVID-19 ini,” jelasnya.
Kasus COVID-19 di Kota Bogor Tinggi
Diketahui, penyebaran virus corona di Kota Hujan ini terpantau cukup tinggi.
Berdasarkan data, per Jumat 27 Maret 2020, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 19 orang.
Kemudian, warga berstatus PDP sebanyak 7 orang, dinyatakan meninggal dunia.
Adapun total pasien PDP keseluruhan sebanyak 24 orang, dan ODP sebanyak 544 orang. (R007/Moris)
BACA JUGA: Mentan: Inovasi IPB Dorong Kemajuan Pertanian